Posted in Non Review

Young Adult Reading Challenge 2014 Wrap Up

Young Adult  Reading Challenge

Ya ini dia wrap up post saya untuk Young Adult Reading Challenge 2014. Cuma 21 buku yang berhasil saya baca. Itu juga sedikit meragukan karena saya masih kesulitan membedakan antara genre Young Adult dengan genre Children.

Berikut list buku yang saya baca untuk RC ini:

At last, terima kasih buat Tammy @ Tea Time and Book yang sudah jadi host untuk RC ini.  Saya jadi semakin awas untuk menkategorikan yang mana genre YA dan yang mana genre Children 😀

Sampai jumpa di reading challenge berikutnya. Bye bye \^_^/

Posted in Books, Fantasy, Leigh Bardugo, Mizan Fantasi

Shadow and Bone Review

shadow_and_bone_uploaded_by_irabooklover

Sinopsis:

Terkepung musuh, Negara Ravka yang pernah berjaya, saat ini terbagi dua oleh wilayah terselubung kabut kegelapan penuh monster pemburu daging manusia. Nasib Ravka berada di pundak seorang pengungsi kesepian, Alina Starkov.

Yatim piatu, kesepian, dan merasa tidak istimewa, hidup Alina bernar-benar suram jika saja tak ada Mal, satu-satunya sahabat Alina yang tersisa. Ketika resimennya diserang di Shadow Fold, sahabatnya terluka parah. Semua yang ia miliki nyaris terenggut darinya.

Alina dibawa ke istana untuk dilatih sebagai anggota Grisha, pasukan sihir pimpinan Sang Kelam yang misterius. Sang Kelam percaya bahwa di balik masa lalunya yang mencekam, Alina memegang kunci yang bisa membebaskan negaranya dari peperangan. Namun, itu berarti Alina harus berpisah dengan Mal.

Dengan kegelapan yang terus membayangi dan seluruh kerajaan bergantung pada kekuatannya, Alina harus berhadapan dengan rahasia Grisha … dan rahasia hatinya.

Dan rahasia hatinya …. hmmm …. ntah kenapa saya tidak suka bunyinya  .*abaikan*. 😀

Shadow and Bone…cover-nya keren, setting-nya keren, tapiiii, ceritanya mengingatkan saya dengan The Magician’s Guild by Trudi Canavan.

Ga tahu juga kenapa ini jadi sangat mengganggu saya. Kisahnya mirip. Tentang seorang gadis yang pada awalnya bukan siapa-siapa, tapi ternyata memiliki kekuatan sihir yang luar biasa, yang akhirnya terlibat asmara dengan pemimpin tertinggi kelompok penyihir. Kebetulan si pemimpin ini juga berpakaian hitam-hitam. Dan setiap penyihir atau istilahnya Grisha di sini punya identitas warna masing-masing.

Tapi … untunglah ending-nya beda 😀

Alina Starkov, gadis yatim piatu yang biasa-biasa saja, tiba-tiba menemukan kekuatannya ketika sahabatnya sejak kecil, Malyen ‘Mal’ Oretsev, hampir tewas karena serangan makhluk pemakan manusia bernama Volcra yang menyerang mereka ketika mereka mendapat perintah untuk menyeberangi Shadow Fold, sebuah wilayah gelap berbahaya yang memisahkan negara Ravka menjadi dua.

Alina pun segera dibawa menghadap Sang Kelam, Grisha terkuat Raja yang bisa mengendalikan kegelapan. Alina akhirnya mengetahui kalau dia adalah seorang Grisha yang dapat mengendalikan Cahaya. Alina segera dibawa ke kediaman para Grisha untuk dilatih dan ini artinya dia harus berpisah dengan Mal.

Alina pun terlibat masalah politik istana. Bingung siapa yang mengatakan kebenaran dan siapa yang berbohong. Belum lagi Sang Kelam yang tampaknya tertarik dengannya. Sang Kelam juga meminta Alina untuk memakai penguat gelombang terkuat yang pernah ada untuk meningkatkan kekuatannya agar bisa digunakan untuk menghancurkan kegelapan di Fold. Sayangnya, penguat gelombang ini sangat sulit didapatkan.

Dan masalah adalah tanpa penguat gelombang pun sudah banyak pihak yang ingin memanfaatkan Alina, bahkan ada yang ingin membunuhnya karena kekuatan cahayanya lah satu-satunya cara untuk menghancurkan kegelapan di Fold.

So, bagaimana nasib Alina selanjutnya? Siapa yang harus dia percayai? Dan bisakah dia bertemu dengan Mal lagi?

At last, yang pasti walaupun setting Rusianya keren dan ceritanya diceritakan dengan menarik, tapi gara-gara keingat sama penyihir-penyihir Imardin di The Magician’s Guild, saya jadi rada gimana gitu membaca kisah petualangan Alina.

Tapi, ini cerita bikin penasaran deh. Gimana akhirnya ya? Tampaknya Alina dan Mal harus menghadapi masalah super berat kali ini. Ah, tapi dengan kemurahan hati yang diajarkan oleh kisah ini, sepertinya mereka berdua akan baik-baik saja. Semoga :3

And, 3 dari 5 bintang untuk Shadow and Bone. I liked it ^_^

***

Judul: Shadow and Bone | Pengarang:  Leigh Bardugo | Edisi bahasa: Indonesia | Penerbit: Mizan Fantasi (Cetakan Pertama, Juni 2013) | 1st Published: 2012 | Jumlah halaman: 352 halaman | Status: Pinjam di Perpustakaan Daerah Banjarbaru| My rating: 3 of 5 stars

Posted in Books, Children, Fantasy, LInda Buckley - Archer, Mizan Fantasi, Time Travel

The Tar Man Review

the_tar_man_uploaded_by_irabookloverLanjutan petualangan Peter dan Kate di abad ke-18….

Di buku sebelumnya, Kate dan ayahnya berhasil pulang ke abad 21 sedangkan tempat Peter diambil olih oleh Tar Man. Kate yang sudah berjanji pada Peter untuk tidak pernah meninggalkannya segera kembali ke abad 18 dengan membawa serta ayah Peter.

Malangnya, mereka berdua terdampar di tahun yang salah. Bukan hanya itu, mesin anti-gravitasi yang membawa Kate dan ayah Peter rusak sehingga mereka terancam terjebak selamanya di abad ke-18. Satu-satunya ilmuwan masa lampau yang diharapkan dapat memperbaiki mesin itu tinggal di Perancis, dimana saat itu revolusi sedang berlangsung.

Sementara itu, Tar Man mulai membuat ulah di abad 21. Bersama Anjali, gadis pencopet cerdas yang tidak sengaja ditemuinya dan juga Tom, anak miskin malang yang juga berasal dari abad 18, Tar Man membangun kerajaannya sendiri. Tar Man bahkan dengan berani mengancam inspektur Wheeler setelah Lord Luxon yang licik menjejali kepalanya dengan ide mengerikan tentang bagaimana seharusnya seorang penjahat memanfaatkan mesin waktu.

Segalanya jadi kacau balau. Ayah Kate, Dr. Dryer, harus kembali menjemput anak-anak dengan mesin cadangan. Namun, saat kekacauan tampaknya sudah berakhir, Tar Man dan Lord Luxon kembali membuat kekacauan baru.

Hmmm…ceritanya datar-datar saja di awal. Tapi untunglah saya sudah cukup berpengalaman dalam membaca novel tebal sehingga masih punya kekuatan *halah* untuk membaca lembar demi lembar halaman-halaman awal dari buku ini sampai akhirnya saya mencapai bagian dimana saya tidak bisa berhenti membaca.

Dan kesan saya setelah selesai membaca buku ini adalah: astagaaaa!!! Perasaan saya teraduk-aduk, terpelintir seperti spiral waktu yang membuka saat Kate dan Peter melakukan perjalanan menembus waktu. Konsep perjalanan menembus waktu memang menarik tapi konsekuensinya…terlalu mengerikan. Adaaaa saja orang jahat yang ingin memanfaatkan pengetahuan luar biasa itu untuk kepentingan pribadi.

Ngomong-ngomong saya suka sekali dengan konsep deja vu yang dijelaskan oleh Dr. Pirretti. Sungguh masuk akal. Mungkinkah peristiwa deja vu itu adalah diri kita di dunia paralel lain yang berusaha memberitahu kita untuk melakukan sesuatu? Well, tiba-tiba saja saya ingin jadi ilmuwan fisika 😀

Ah dan disini juga ada tokoh yang menarik perhatian saya. Setelah di buku sebelumnya tokoh favorit saya adalah Gideon yang tampan. Sekarang ada Louis-Philippe, anak bangsawan Prancis yang digambarkan sebagai pemuda yang luar biasa tampan. Meskipun begitu, katanya, ketampanannya tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan sepupu-sepupunya. Betul-betul keluarga yang luar biasa 😀

Ayahnya Louis-Philippe inilah ilmuwan hebat yang dicari-cari oleh Kate dan Mr. Schock untuk bisa memperbaiki mesin anti-gravitasi milik mereka yang rusak.

Nah, berhasilkan mereka pulang dan memulangkan orang-orang yang tidak seharusnya berada di tahun yang salah? Well, 3 dari 5 bintang untuk buku kedua dari The Gideon Trilogy ini karena halaman-halaman awalnya yang terlalu datar. Tapi, untuk ending-nya, sama seperti buku pertama, membuat perasaan saya terpelintir tentang bagaimana waktu menyimpan rahasianya. I liked it ^_^

***

Title: The Tar Man – Penjahat dari Masa Silam | Author: Linda Buckely – Archer | Genre: Fantasy – Time Travel | Edition language: Indonesian | Translator: Berliani M. Nugrahani  | Publisher: Mizan Fantasi | Edition: First edition, April 2009 | Page: 612 pages Status: Pinjam di Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru | My rating: 3 of 5 stars

Posted in Books, Family, Orange Books, Romance, Wendelin Van Draanen

Flipped Review

flipped_uploaded_by_irabooklover

 

Judul: Flipped | Pengarang:  Wendelin Van Draanen | Edisi bahasa: Indonesia | Penerbit: Orange Books (Cetakan Pertama, Agustus 2011) | 1st Published: 2001 | Jumlah halaman: 272 halaman | Status: Owned book | Harga: Rp22.000,- | Tempat beli: Buku Murah Mizan @ TB Riyadh Banjarbaru | Tahun beli: 2014 | My rating: 4 of 5 stars

Flipped sudah lama direkomendasikan oleh teman-teman saya. Tapi baru sekarang sempat saya baca. Dan, well, buku yang bagus sekali. Benar-benar bisa membuat jungkir balik. Sebelumnya, seperti biasa, mari kita simak dulu sinopsis yang ada di cover belakang buku ^_^

Sinopsis:

Juli: Pertama kali bertemu Bryce Loski, aku jungkir balik. Sungguh seperti orang gila. Pasti karena matanya. Ada sesuatu di matanya.

Bryce: Apa ya cara yang tepat untuk mengusir Juli? Bagaimana cara terbaik untuk mengatakan padanya, “Juli, kamu tuh bukan tipeku?”

**

Julianna Baker sangat yakin akan tiga hal: keajaiban pohon—terutama pohon sikamor kesayangannya, kebaikan telur ayam, dan suatu saat ia dapat mencuri hati Bryce Loski. Sayangnya, Bryce tidak memiliki perasaan yang sama. Baginya, Juli adalah gadis yang aneh. Kalau bukan aneh, sebutan apalagi yang cocok untuk gadis yang gemar masuk kandang ayam dan duduk berlama-lama di atas pohon?

Namun, keadaan terbalik saat mereka menapak remaja. Bryce mulai melihat keanehan dan kebanggaan Juli terhadap keluarganya sebagai hal yang hebat. Sebaliknya, Juli berpikir mata Bryce yang dikaguminya itu kosong dan tak berarti apapun lagi.

Flipped bukan sekedar kisah cinta yang manis, tapi juga kisah tentang memandang orang dari sisi siapa mereka sesungguhnya, bukan dari penampilan mereka.

Selesai saya baca sekali duduk, tapi butuh waktu lama untuk menulis review-nya. Soalnya habis baca Flipped itu rasanya gimana gitu, susah sekali diungkapkan. Mungkin karena saya ikut-ikutan jungkir balik seperti tokoh-tokohnya 😀

Ceritanya tentang Juli yang naksir berat sama tetangga barunya, Bryce yang ganteng abis. Padahal usia mereka baru 7 tahun. Juli senang sekali selalu dekat-dekat dengan Bryce namun Bryce-nya ogah.

Yeah…bayangkan saja rasanya kalau kita yang jadi Bryce. Cowok paling keren di sekolah yang ditaksir sama cewek aneh yang membuntuti kita kemana pun kita pergi. Ya Tuhan… kalau saya yang jadi Bryce saya akan berusaha menghindar bagaimanapun caranya. *pengalaman pribadi*.

Tapi saat mereka beranjak remaja. Ada insiden-insiden yang membuat mereka jungkir balik. Menurut Juli, Bryce tidak menarik lagi, sedangkan menurut Bryce, Juli tiba-tiba menjadi luar biasa.

Nah, peristiwa apa sih yang menyebabkan mereka berdua jadi jungkir balik seperti ini? Apakah ada hubungannya dengan kecintaan Juli pada pohon sikamor? Atau dengan ayam-ayam Juli?

Pastinya cerita ini juga membuat saya jungkir balik. Konyol namun ada juga bagian yang mengharukan.

Pesannya bagus sekali. Terutama yang ini, yang ada di halaman 131:

“…keseluruhan lebih baik dibandingkan jumlah bagian-bagiannya. Begitu pula dengan manusia, hanya kalau manusia kadang kebalikannya, justru keseluruhan diri mereka itu bernilai kecil dibanding jumlah bagian-bagiannya.”

Bagaimana? Jungkir balik ya? Baca saja bukunya dan kau akan paham maksudnya 😀

Ngomong-ngomong, Flipped ada filmnya juga. Sudah lama pengen nonton, tapi belum sempat. Nanti habis ini deh. Dilihat sekilas pemeran Bryce-nya ternyata ganteng juga *eh* belum nyadar juga padahal sudah dapat pesan dari bukunya. 😀

Ehm, at least, terima kasih buat teman-teman saya dari grup Tacut Pembukuan yang merekomendasikan saya untuk membaca buku ini. Buku yang bagus, sampai membuat saya speechless.

Terus apa lagi yaa…tuh kan saya speechless… padahal kemarin habis baca bukunya perasaan banyak banget deh yang pengen saya sampaikan. Pokoknya Flipped bukunya asik banget. 4 dari 5 bintang. I really liked it \^_^/

Posted in Books, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Horror, Jonathan Stroud

The Screaming Staircase Review

the_screaming_staicase_by_jonatahan_stroud_uploaded_by_irabooklover
Title: The Screaming Staircase – Undakan Menjerit | Author: Jonathan Stroud | Edition languange: Indonesian | Publisher: Gramedia Pustaka Utama | First published: Jakarta, Januari 2014 | Page: 424 pages | Status: Owned book (Menang Resensi Pilihan Gramedia) |  Date received: Oktober, 30th 2014 | My rating: 5 of 5 stars

Undakan menjerit….

Sama sekali tidak terbayang kalau ceritanya bakalan seperti ini. Saya cuma tahu kalau buku ini karangan Jonathan Stroud yang artinya wajib saya koleksi. Yeah, Jonathan Stroud masuk dalam daftar pengarang yang bukunya akan selalu saya koleksi karena The Bartimaeus Trilogy-nya yang sampai sekarang masih bercokol di daftar teratas buku-buku favorit saya, bersaing ketat dengan Harry Potter.

Jadinya, begitu saya memenangkan event #ResensiPilihan dari Gramedia, tanpa banyak pikir saya langsung meminta buku ini sebagai hadiah. Dan kejutan sekali, ceritanya ternyata cerita hantu. FYI, sejak membaca The Ring by Koji Suzuki, saya sedikit anti membaca buku horor.

Okeh, sebelumnya mari kita simak dulu sinopsis yang saya ambil dari cover belakang buku:

Sinopsis

Setelah gelap, bunyikan lonceng

dan tunggu di luar garis besi.

Selama lima puluh tahun lebih, wabah hantu menyerang Inggris

Lucy Carlyle, penyelidik paranormal yang masih muda, menginginkan karier cemerlang. Namun, kenyataannya ia bergabung dengan agensi pembasmi hantu paling kecil, paling kumuh di London, dipimpin Anthony Lockwood yang karismatis.

Ketika salah satu kasus mereka berakhir dengan kekacauan fatal, Lockwood & Co. memiliki peluang untuk memperbaiki keadaan. Sayangnya itu berarti mereka harus menginap di rumah paling berhantu di Inggris.

Hmmm, pas sekali. Kebetulan buku ini sampai ke tangan saya pada hari kamis, yang artinya baru bisa saya baca setelah pulang kerja, yaitu malam jumat. Kebetulan sedang suasana Hallowen. Dan saat ini saya tinggal di rumah tua yang pernah kosong selama 1 bulan. Belum lagi halaman awalnya dikasih ilustrasi seram. Pembatas bukunya juga lumayan menakutkan. Berkali-kali jatuh dari buku dan menampakkan gambar yang tidak berani saya pandang. Tuh, kurang seram apalagi coba.

Tapi saat membaca  petualangan pertama Lucy dan Lockwood, saya jadi terbayang sama seri TV Supernatural yang dibintangi oleh dua cowok ganteng itu. Perlu usaha keras bagi saya untuk mengingat kalau Lucy itu cewek 😀

Ceritanya sendiri tentang agen pembasmi hantu di Inggris. Lucy sebetulnya sudah bekerja pada agen hantu di kotanya. Namun, sebuah kasus membuat Lucy nekat pindah agen dan bekerja pada agensi pembasmi hantu Lockwood & Co. yang ternyata hanya dipimpin oleh seorang pemuda dan hanya mempunyai seorang anggota yang juga masih muda, Anthony Lockwood dan George.

Sebuah kasus yang Lucy dan Lockwood tangani berakhir kacau karena sifat mereka yang cenderung kurang persiapan, meremehkan lawan, dan tidak sabar menunggu hasil riset George. Ketiga anak muda ini  harus berpikir keras untuk menyelamatkan agensi mereka.

Untunglah datang sebuah tawaran kasus yang menggiurkan dan berpotensi mengangkat popularitas agensi mereka. Tidak tanggung-tanggung, tawaran itu datang dari orang penting. Mr. John Fairfax, pemilik perusahaan Fairfax Iron. Perusahaan utama yang memproduksi besi yang digunakan untuk menangkal hantu di seluruh Inggris.

Tidak tanggung-tanggung juga, Mr. Fairfax meminta mereka untuk mengusir hantu di rumah paling berhantu di Inggris. Sudah tidak terhitung lagi sudah berapa kematian yang tercatat di rumah itu akibat fenomena supernatural. Bahkan tim dari agensi ternama di Inggris pun pernah jadi korban.

Anthony Lockwood, Lucy Carlyle, dan George. Tiga agen dari agensi pembasmi hantu Lockwood & Co. Tiga anak muda yang sepertinya kurang kompeten tapi ternyata luar biasa. Lockwood punya kemampuan Daya Lihat yang memungkinkannya untuk melihat penampakan lebih jelas daripada orang biasa. Lucy punya kemampuan Daya Dengar luar biasa yang membuatnya bisa mendengar aktivitas psikis para hantu yang membisikkan kata-kata misterius. Dan George adalah ahli riset yang gemar sekali mempelajari arsip dan melakukan eksperimen.

Lockwood dengan pembawaannya yang tenang dan berkharisma, Lucy yang sensitif dan George yang aneh dan tidak bersahabat. Gabungan sifat mereka yang saling berlawanan ini terasa lucu, terutama untuk komentar-komentar dan sifat-sifat George.

Ceritanya sendiri dikisahkan dari sudut pandang Lucy. Cerita yang luar biasa menurut saya. Temanya unik. Gabungan antara cerita hantu dan detektif.

Dekripsi fenomena hantu-nya membuat saya merinding sendiri. Tercabik antara merasa ngeri dan pengen tertawa karena humor-humor yang nyelip di tengah-tengah adegan yang membuat bulu kuduk merinding.

Adegan favorit saya adalah adegan di undakan menjerit. Saat membaca adegan itu saya seperti ikut mendengar jeritan si  undakan. Jujur saja saya ikut merasa tertekan ala kuncian hantu tapi tidak bisa berhenti membaca karena walaupun adegannya bikin ngeri tapi tetap saja, seru.  Haduh, rasanya saya tidak sabar menunjukkan buku ini kepada kakak saya yang juga penggemar karya Jonathan Stroud.

Sama seperti The Bartimaeus Trilogy, karya Jonathan Stroud yang ini juga mampu membuat saya percaya kalau kisah-kisah dan deskripsi-deskripsi yang dijabarkan di buku ini berupa fakta, baik ilmiah maupun sejarah. Seakan buku ini adalah buku pengetahuan tentang hantu yang dituliskan dengan gaya novel fiksi. Saya nyaris ingin memakai gelang perak atau besi juga untuk melindungi diri saya dari gangguan para makhluk supernatural ini. Dan saya jadi takut keluar kamar malam-malam terutama di jam-jam yang menurut buku ini, menjadi jadwal aktivitas Pengunjung.

At last, saya suka sekali dengan buku ini. 5 dari 5 bintang untuk Undakan Menjerit. Terutama untuk tiga tokoh utama kita. Saya terkesan sekali dengan karisma dan kekaleman Lockwood. Saya terkesan dengan ketajaman intuisi Lucy. Dan tentu saja, saya juga terkesan dengan kemampuan riset dan sifat ingin tahu George lewat eksperimen-eksperimen-nya. So, it was amazing, of course 😀