Keteteran terus buat posbar 😥
Well, well, langsung saja yaa, karena di cover belakang buku tidak ada sinopsis-nya, jadi sinopsis yang saya pajang berikut adalah kata pengantar penerbit. Check this out! 😀
Pengantar Penerbit:
Tembang Cinta Para Dewi menyingkapkan pertalian cinta asmara secara manis, puitis, dan indah. Cinta agung dan suci yang memerlukan pengorbanan. Persoalan cinta itu diuraikan secara halus dan terselubung, tetapi dapat ditangkap maknanya oleh hati yang mengerti.
Naning Pranoto berhasil mengupas hakekat cinta dan kehidupan bagi pembaca remaja yang sedang berkembang dewasa.
Balai Pustaka dengan bangga menyuguhkan karangan yang sangat bernilai dan bermanfaat ini.
Hmmm…pembaca remaja yang sedang berkembang dewasa. Saya masih masuk tidak ya? Huehehehe. *ga nyadar umur*
Dewi-Dewi yang cerita cintanya dikisahkan di dalam cerita ini ada empat. Mereka adalah Dewi Dewayani, Dewi Amba, Dewi Srikandi, dan Dewi Erawati. Kenal dengan mereka semua? Hmm…saya cuma pernah mendengar nama Dewi Amba dan Dewi Srikandi.
Cerita cinta Dewi Dewayani dikisahkan dalam cerita Luka Hati Dewayani. Nah, dari judulnya saja bisa ditebak kalau ceritanya tentang patah hati. Yap, Dewi Dewayani ini kisah cintanya sangat memilukan.
Gara-garanya hanya karena ada temannya yang iri hati. Kebetulan juga temannya ini adalah Putri dari Raja Raksasa yang iri dengan kecantikan Dewayani. Parahnya lagi Putri Raksasa ini selalu ikut-ikutan naksir ksatria yang mencintai Dewayani.
Hmmm..jujur saya tidak tahu harus berpendapat bagaimana tentang Dewi ini. Menurut saya sikapnya agak berlebihan meskipun memang pantas dilakukan. Pantas memang kalau Dewayani ngambek dan ngotot menghukum si Putri Raksasa karena perbuatan si Putri memang keterlaluan. Rupanya si Putri Raksasa ini tidak kapok dihukum sehingga melakukan kesalahan kedua dan akhirnya kena kutuk.
IMO, seandainya saja Dewayani memaafkan si Putri Raksasa alih-alih menghukumnya, mungkin akhir ceritanya akan beda. Atau bisa saja tetap seperti itu. Soalnya sifat Putri Raksasa ini egoisnya juga sangat berlebihan. Entahlah.
Cerita kedua adalah cerita cinta Dewi Amba dalam Dendam Abadi Seorang Dewi. Dewi Amba bersama dua saudara kembarnya, Dewi Ambika dan Dewi Ambiki, dijadikan hadiah sayembara untuk membebaskan mereka dari cengkeraman dua raksasa. Dewi Amba yang sebenarnya sudah ditunangkan dengan Prabu Citramuka sangat khawatir. Dia berharap Prabu Citramukalah yang menjadi pemenang sayembara tersebut.
Namun, apa mau dikata, Prabu Citramuka gagal mengalahkan kedua raksasa dan harus menanggung malu. Yang jadi pemenang sayembara malah Bisma yang setahu mereka sudah bersumpah untuk tidak menikah. Ternyata Bisma mengikuti sayembara agar ketiga Putri tersebut menikah dengan adiknya. Di tengah perjalanan ke kerajaan Bisma, Prabu Citramuka berusaha merebut Dewi Amba, namun Bisma yang sakti dapat mengalahkannya.
Dewi Amba yang sudah terlanjur mencintai Prabu Citramuka memohon kepada Bisma agar diijinkan kembali kepada sang Prabu. Bisma pun akhirnya mengijinkan. Namun tanpa disangka, Prabu Citramuka menolak Dewi Amba dengan alasan sudah terlanjur malu.
Dewi Amba pun marah dan sakit hati. Dia tidak marah kepada Prabu Citramuka tapi marah kepada Bisma yang dia anggap telah menghalangi cintanya dengan Prabu Citramuka.
Dewi Amba pun menjalani pertapaan berat. Akhirnya pertapaannya membuahkan hasil. Dewata mengijinkannya membalas dendam kepada Bisma di kehidupannya yang berikutnya. Kelak Dewi Amba akan dilahirkan kembali sebagai seorang perempuan hebat yang kita kenal sebagai orang yang menyebabkan kematian Bisma yang Agung.
Hmmm…yang membuat saya bingung di cerita Dewi Amba ini adalah kenapa sang Dewi marah kepada Bisma. Kalau saya sih bakalan marah kepada Prabu Citramuka. Alasannya menolak Dewi Amba sangat tipis. *garuk-garuk kepala*
Cerita ketiga adalah cerita Dewi Srikandi dalam Ketika Srikandi Jatuh Cinta. Di sini diceritakan kalau Srikandi jatuh cinta pada pengantin pria dalam upacara perkawinan yang dihadirinya. Dan pengantin pria tersebut adalah Arjuna. Dan upacara perkawinan yang dimaksud adalah upacara perkawinan antara Arjuna dan Subadra.
Terus apa yang terjadi ketika Srikandi jatuh cinta? Well, Srikandi malah dilamar oleh Raja lain. Raja yang kalau lamarannya ditolak akan menyerang kerajaan Srikandi. Nah, bukannya takut, Srikandi malah memanfaatkan keadaan ini untuk minta bantuan kepada Arjuna. Kalau istilah anak muda sekarang sih, Srikandi punya kesempatan untuk pdkt sama Arjuna. Berhasilkah? Silakan baca sendiri ceritanya 😀
Btw, di cerita ini, saya sedikit bingung karena ceritanya sedikit beda dengan yang saya ketahui sebelumnya tentang Arjuna dan Srikandi. Saya baru tahu kalau Srikandi ternyata naksir Arjuna. Di sini juga dikatakan kalau Srikandi adalah adiknya Drupadi, bukan kakaknya Drupadi. Mungkin ini versi cerita wayang Indonesia ya. Mungkin sih.
Oh ya, saya punya kutipan favorit di sini. Diambil dari perkataan Arjuna kepada Srikandi, yang membuat saya tiba-tiba ingin jadi Srikandi 😀
“Mulai besok, belajarlah memanah bersamaku. Aku akan mengajarimu memanah hingga kau mampu memanah seutas rambut sampai terbelah dua atau terputus.” —hal 99
Terus cerita yang terakhir adalah cerita cinta Dewi Erawati dalam Mengejar Bayang-bayang Merah. Di sini diceritakan kalau Pangeran Kartowiyoga bermimpi tentang Dewi Erawati. Mimpi itu menurut ayahandanya, Prabu Kurandageni, adalah pertanda buruk. Namun, Kartowiyoga tetap ngotot ingin memiliki Dewi Erawati. Sayangnya, Kartowiyoga ingin memiliki dengan cara menculik Dewi Erawati, karena dia yakin kalau pihaknya melamar dengan cara baik-baik, pasti akan ditolak.
Dan Kartowiyoga pun berhasil menculik Dewi Erawati. Ayahanda Dewi Erawati pun mengadakan sayembara agar putrinya yang hilang bisa ditemukan. Ksatria manakah yang berhasil menyelamatkan Dewi Erawati?
Hmmm…menurut saya Kartowiyoga ini aneh sekali. Kenapa tidak dilamar dulu coba? Kalau benar-benar ditolak baru diculik *eh*.
At last, menurut saya cerita ini khas cerita romance tempo dulu. Penuh dengan perasaan yang membuat hati gundah gulana sampai berpengaruh kepada raga. *halah*
Dan rating saya untuk kumpulan novelet ini adalah 3 dari 5 bintang. Lumayan menghibur. Terutama di cerita Srikandi dan Dewi Erawati yang ada Arjuna-nya 😀
Sooooo…, I liked it ^^