Posted in Non Review

CHARACTER THURSDAY #4, WALT FROM THE THRONE OF FIRE BY RICK RIORDAN

Character ThursdayCharacter Thursday, hosted by Fanda Classiclit, is a weekly meme to let everyone to post their chosen character from books.

This is my fourth post for this weekly meme. And my chosen character for this week is Walt from The Throne of Fire by Rick Riordan.

Masih dari The Throne of Fire, sama seperti Set, karakter pilihan saya minggu lalu, Walt juga membuat saya terkesan.

Walt merupakan tokoh protagonis. Dia adalah  murid pertama Kane bersaudara. Berusia 14 tahun dan merupakan seorang sau (pembuat jimat) alamiah yang — ehm — tampan.

Sebagai murid Kane bersaudara, Walt pastinya adalah keturunan Firaun. Moyangnya Walt adalah Akhenaten. Akhenaten ini ternyata mempunyai kutukan genetis. Dan sebagai keturunannya, tentu saja Walt juga kena.

Kutukan ini membuat Walt sekarat. Awalnya Walt hanya memberitahukan hal ini kepada Jaz, murid perempuan  Kane bersaudara yang cantik dan mempunyai bakat sihir penyembuh. Walt merahasiakan hal ini kepada Kane bersaudara — yang membuat Sadie Kane — sedikit cemburu. Walt akhirnya mengakui kalau dia sekarat kepada Sadie saat mereka memasuki makam mumi untuk mengambil gulungan terakhir kitab Ra.

Saya sudah menyukai Walt sejak dia pertama kali muncul dalam The Throne of Fire. Ketika Carter Kane menggambarkan Walt sebagai seorang pemuda jangkung yang cocok untuk menjadi pemain depan tim olahraga universitas *ehm*. Tetapi yang membuat saya paling terkesan dengan Walt adalah di bagian berikut:

“….Dua bulan terakhir ini aku merasa benar-benar hidup untuk pertama kalinya. Dan mengenalmu…” Dia berdeham membersihkan tenggorokan. Dia sangat menarik ketika gugup. “Aku mulai mencemaskan hal-hal kecil. Rambutku. Pakaianku. Apakah aku sudah menggosok gigi. Maksudku, aku ini sekarat, tapi aku malah mencemaskan soal gigi.”

Walt mengajarkan pada saya agar berani mengambil keputusan, keluar dari zona nyaman dan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Di saat sekarat, alih-alih berdiam diri dan menyesali ketidakadilan karena menjadi keturunan Akhenaton, Walt malah menggunakan waktunya yang tersisa untuk membantu Kane bersaudara demi menyelamatkan dunia.

Ok, Walt  is my chosen character today. Who’s yours? Check the rules on Fanda Classiclit yaa!

Have a nice thursday  ♪(´ε` )

Posted in Non Review

CHARACTER THURSDAY #3, SET FROM THE THRONE OF FIRE

Character Thursday

Character Thursday, hosted by Fanda Classiclit, is a weekly meme to let everyone to post their chosen character from books.

This is my third post for this weekly meme. And my chosen character for this week is Set from The Throne of Fire by Rick Riordan.

Selesai membaca The Throne of Fire by Rick Riordan, Set membuat saya cukup terkesan. Set, merupakan salah satu tokoh Dewa yang muncul dalam seri Kane Chronicles.

Di dalam Kane Chronicles, Set adalah Dewa Kejahatan Mesir. Set pertama kali muncul di buku pertama, The Red Pyramid, ketika dia bersama keempat saudaranya tidak sengaja terlepas dari kurungan mereka.

Set merupakan tokoh antagonis yang berusaha menguasai dunia dengan mengalahkan saudara-saudaranya sendiri. Set bahkan merupakan tokoh antagonis utama dalam The Red Pyramid.

Saya mulai menyukai  Set karena di buku kedua ini, selera humor Set tampaknya mulai muncul. Selera humornya tajam, agak seperti Bartimaeus dari Bartimaus Trilogy karangan Jonathan Stroud.

Namun, yang membuat saya paling terkesan dengan Set adalah ketika dia — secara tidak terduga — membantu Kane bersaudara untuk lolos dari penyihir Rusia jahat bernama Vladimir Menshikov. Tepatnya pas di bagian berikut:

Aku berjuang untuk membopong Carter. Kemudian seseorang memegang tangan Carter yang lain dan membantu kami berdiri. Aku mendapati Set menyeringai kepadaku, masih dalam balutan setelan konyol merah, bertaburan puing-puing Malakit. Kacamata putih Menshikov yang rusak terpasang di kepalanya.

“Kau, ” ujarku, terlalu dipenuhi kebencian untuk melontarkan ancaman kematian yang layak.

“Aku, ” Set membenarkan dengan ceria. “Mari kita keluarkan saudaramu dari sini. Suasana hati Vladimir sedang tidak bagus.”

Apakah Set akan berkembang menjadi tokoh protagonis atau tidak masih menjadi misteri. Mengingat Set adalah Dewa Kejahatan yang selalu mempunyai maksud tersembunyi di balik setiap tindakannya.

Tapi setidaknya tindakan Set memberikan sedikit harapan. Harapan akan kebaikan yang ada disetiap diri seseorang, tidak peduli seberapa jahatnya dia — apalagi untuk ukuran seseorang yang diberi nama  ‘Dewa Kejahatan’.

Ok, Set is my chosen character today. Who’s yours? Check the rules on Fanda Classiclit yaa!

Have a nice thursday  ♪(´ε` )

Posted in Non Review

CHARACTER THURSDAY #2, NICK FROM THE CHILD THIEF BY BROM

Character ThursdayCharacter Thursday, hosted by Fanda Classiclit, is a weekly meme to let everyone to post their chosen character from books.

This is my second post for this weekly meme. And my chosen character for this week is Nick from The Child Thief by Brom.

Nick adalah remaja laki-laki  berusia 14 tahun yang tergabung dalam  klan iblis. Klan iblis merupakan kelompok anak-anak  terlantar dari dunia manusia yang dibawa Peter untuk tinggal di  sebuah negeri sihir bernama Avalon.

Peter yang memang sedang membutuhkan anak baru untuk klannya menemukan Nick yang kabur dari rumah karena kecewa dengan sikap ibunya yang menyewakan rumah neneknya kepada Marko, seorang pengedar narkoba. Marko sangat jahat dan sering mengganggu Nick dan keluarganya.

Nick adalah seorang tokoh protagonis. Sebagai salah satu tokoh utama di cerita ini, Nick memiliki karakter-karakter kepahlawanan yang mampu menyelamatkannya dari kesintingan karena terkurung di tempat yang hampir semua penghuninya sinting.

Sebenarnya saya menyukai Nick sejak dia berhasil melewati kabut Avalon secara mengagumkan. Hal yang sama yang membuat Peter juga mengagumi Nick. Tapi, qoute yang membuat saya tidak rela berpisah dengan Nick ada di bagian akhir kisah.

“Aku minta kau melakukan sesuatu untukku,” Nick berkata.

Peter mengangguk, pikirannya masih melayang-layang.

“Kau harus mencari ibuku.” Nick terbatuk-batuk, dan semakin sulit berbicara. “Bilang padanya, aku sayang dia. Bilang padanya aku menyesal. …”

Rasa bersalah karena telah kabur dari rumah dan meninggalkan ibunya membuat Nick tidak betah tinggal di Avalon. Meskipun Avalon adalah tempat yang sangat ideal bagi para anak terlantar.

Sihir di Avalon juga berakibat buruk bagi Nick. Sihir ini bagus untuk anak-anak namun bersifat merusak untuk orang dewasa. Sepertinya, usia Nick tidak masuk kategori anak-anak lagi. Sihir di Avalon mulai mengubahnya menjadi monster secara menyakitkan, namun, Nick berhasil melawan sihir itu cukup lama daripada remaja pendahulunya.

Nick juga mendapat masalah dari salah satu anak klan iblis yang menyebalkan. Pembohong, pengecut dan sangat iri dengan Nick. Meskipun begitu, Nick tetap berusaha menyelamatkan anak itu di saat genting.

Skandar KeynesNick digambarkan sebagai remaja laki-laki berambut gelap dan berkulit pucat. Nick merasa dijebak oleh Peter sehingga dia terpaksa harus tinggal di Avalon. Ditambah dengan rasa penyesalan dan masalah-masalah sinting yang dia hadapi membuat Nick sering memisahkan diri, mengumpat dan marah-marah sendiri. Hal ini mengingatkan saya dengan Edmun Pevensie dari The Chronicles of Narnia by C.S. Lewis yang diperankan oleh Skandar Keynes.

Nick mempunyai lebih dari satu kali kesempatan untuk kabur dari Avalon dan para penghuninya yang sinting. Tapi dia tidak bisa  melakukannya. Tidak lagi setelah dia menyadari betapa pengecutnya dirinya karena telah meninggalkan ibunya.

Keberhasilan Nick mempertahankan kewarasannya inilah yang membuat saya suka dengan Nick. Hanya Nick yang bisa menyadari betapa konyolnya masalah yang mengakibatkan perang mengerikan yang terjadi di Avalon.

Nick akhirnya juga menyadari kalau kabur dari rumah dan meninggalkan ibunya adalah salah dan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Meskipun itu artinya dia harus keluar dari Avalon yang sepertinya hampir tidak mungkin.

Nick akhirnya menjadi pahlawan dalam cerita ini. Sayangnya ada harga yang sangat mahal untuk itu.

Nick mengajarkan dua hal pada saya. Pertama, kalau ada masalah, jangan lari sebelum yakin kalau lari adalah solusi terbaik dari masalah tersebut. Kalau tidak, ada kemungkinan kita akan menemukan masalah baru yang jauh lebih buruk dari masalah pertama — yang malah membuat masalah kita jadi double.

Kedua, jangan menilai orang or sesuatu dari penampilan atau prasangka semata. Sungguh ini terasa sangat konyol, sinting dan mengerikan sekaligus.

OK, this is my Character Thursday for this week. Who’s yours? Check the rules here ya. See you later ^ _ ^

Posted in Non Review

CHARACTER THURSDAY #1, ALEC LIGHTWOOD FROM CITY OF LOST SOUL

Character Thursday Character Thursday, hosted by Fanda Classiclit, is a weekly meme to let everyone to post their chosen character from books.

This is my first post for this weekly meme. And my chosen character for this week is Alexander Gideon Lightwood from City of Lost Soul by Cassandra Clare.

Di seri Mortal Instruments, Alexander Gideon Lightwood or Alec Lightwood or Alec adalah seorang pemburu bayangan. Pemburu bayangan adalah ras istimewa dari manusia yang meminum darah malaikat. Tugas mereka adalah membunuh makhluk penghuni dunia bawah yang mengganggu manusia.

Kevin Zegers as ALec Lightwood in City of Bones MovieDi filmnya, The Mortal Instruments: City of Bones, yang katanya akan rilis tahun ini, Alec bakalan diperankan oleh Kevin Zegers.

Di Mortal Instruments series, sejauh ini, Alec adalah seorang tokoh protagonis.

Alec muncul pertama kali di City of Bones saat Clary melihat dia bersama saudara perempuannya, Isabelle Lightwood dan (saudara laki-lakinya), Jace Lightwood sedang melaksanakan tugas mereka sebagai pemburu bayangan.

Sebetulnya, saya baru menyukai Alec di seri kelima Mortal Instruments. Tepatnya hampir di bagian akhir dari City of Lost Soul:

Clary tidak pernah tahu apa yang hendak Jace katakan. Ada teriakan, dan Pemburu Bayangan yang sedang meraih Piala terhuyung mundur dengan anak panah di lehernya. Dengan tak percaya, Clary mengentakkan kepalanya ke sekeliling. Dan ia pun melihat, di atas dolmen batu, berdiri Alec — berseragam tempur — memegang busur. Alec menyeringai puas dan mengangkat tangan ke atas bahu untuk mengambil anak panah lagi.

Ah, Alec keren sekali. Ini yang membuat saya jadi ‘terpanah’ oleh Alec. Cool. Apalagi pas Magnus bilang:

“Omong-omong soal harapan, tadi kalian lihat tembakan Alec dengan busurnya? Itu pacarku.”

Alec merupakan tipe anak baik-baik dan patut dibanggakan, dan sangat menyayangi keluarga dan teman-temannya. Namun, saking sayangnya, Alec bisa kelewat protektif bahkan cenderung egois.

Seiring waktu, Alec ternyata bukan tipe anak baik-baik amat. Demi melindungi orang-orang yang dia sayangi, Alec kadang-kadang melanggar beberapa peraturan dan melakukan hal-hal yang berbahaya.

Alec juga akhirnya berani mengakui kalau dia naksir Magnus, seorang warlock cowok. Nah lo, ga pengen menghakimi sih, tapi Alec membuat saya patah hati. Hikkss, please deh Alec, kurang cantik apa sih gw sebagai cewek sampai kamu lebih milih cowok *lho

Ehm, tapi karena hubungannya dengan Magnus, Alec berperan cukup besar dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Kalau ada yang perlu ditanyakan atau dilakukan, berkaitan dengan mantra-mantra atau ritual-ritual kuno, mereka bisa meminta bantuan Magnus dengan mudah. Soalnya Magnus ini sedikit pelit dan mata duitan 😀

Sifat Alec yang baik and penyayang tapi kadang-kadang bad ini yang membuat saya suka dengannya. Terlebih lagi, menurut saya, Alec merupakan salah satu tokoh yang lumayan berkepala dingin dan tenang dalam menghadapi masalah.

Alec juga tipe yang suka menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia nekat menemui vampir licik seperti Camille sendirian untuk menyelesaikan kegalauan hubungannya dengan Magnus, hihihi. Mengingatkan saya dengan diri saya sendiri. Lebih suka melakukan sesuatu sendirian.

Melihat apa yang dilakukan Alec, saya akhirnya bisa melihat apa yang dilihat oleh orang-orang disekitar saya. Selama ini mereka selalu protes kalau saya melakukan sesuatu or  pergi kemana-mana sendiri, seperti berangkat latihan karate di malam hari sendiri, sampai shoping sendiri. Ternyata memang sedikit bikin orang ‘was-was’ ya. Pantas aj mereka protes *angguk-angguk kepala

Well, this is my character thursday for this week. Who’s yours?

Check more informations here ya.

See you later 🙂