Title: The Screaming Staircase – Undakan Menjerit | Author: Jonathan Stroud | Edition languange: Indonesian | Publisher: Gramedia Pustaka Utama | First published: Jakarta, Januari 2014 | Page: 424 pages | Status: Owned book (Menang Resensi Pilihan Gramedia) | Date received: Oktober, 30th 2014 | My rating: 5 of 5 stars
Undakan menjerit….
Sama sekali tidak terbayang kalau ceritanya bakalan seperti ini. Saya cuma tahu kalau buku ini karangan Jonathan Stroud yang artinya wajib saya koleksi. Yeah, Jonathan Stroud masuk dalam daftar pengarang yang bukunya akan selalu saya koleksi karena The Bartimaeus Trilogy-nya yang sampai sekarang masih bercokol di daftar teratas buku-buku favorit saya, bersaing ketat dengan Harry Potter.
Jadinya, begitu saya memenangkan event #ResensiPilihan dari Gramedia, tanpa banyak pikir saya langsung meminta buku ini sebagai hadiah. Dan kejutan sekali, ceritanya ternyata cerita hantu. FYI, sejak membaca The Ring by Koji Suzuki, saya sedikit anti membaca buku horor.
Okeh, sebelumnya mari kita simak dulu sinopsis yang saya ambil dari cover belakang buku:
Sinopsis
Setelah gelap, bunyikan lonceng
dan tunggu di luar garis besi.
Selama lima puluh tahun lebih, wabah hantu menyerang Inggris
Lucy Carlyle, penyelidik paranormal yang masih muda, menginginkan karier cemerlang. Namun, kenyataannya ia bergabung dengan agensi pembasmi hantu paling kecil, paling kumuh di London, dipimpin Anthony Lockwood yang karismatis.
Ketika salah satu kasus mereka berakhir dengan kekacauan fatal, Lockwood & Co. memiliki peluang untuk memperbaiki keadaan. Sayangnya itu berarti mereka harus menginap di rumah paling berhantu di Inggris.
Hmmm, pas sekali. Kebetulan buku ini sampai ke tangan saya pada hari kamis, yang artinya baru bisa saya baca setelah pulang kerja, yaitu malam jumat. Kebetulan sedang suasana Hallowen. Dan saat ini saya tinggal di rumah tua yang pernah kosong selama 1 bulan. Belum lagi halaman awalnya dikasih ilustrasi seram. Pembatas bukunya juga lumayan menakutkan. Berkali-kali jatuh dari buku dan menampakkan gambar yang tidak berani saya pandang. Tuh, kurang seram apalagi coba.
Tapi saat membaca petualangan pertama Lucy dan Lockwood, saya jadi terbayang sama seri TV Supernatural yang dibintangi oleh dua cowok ganteng itu. Perlu usaha keras bagi saya untuk mengingat kalau Lucy itu cewek 😀
Ceritanya sendiri tentang agen pembasmi hantu di Inggris. Lucy sebetulnya sudah bekerja pada agen hantu di kotanya. Namun, sebuah kasus membuat Lucy nekat pindah agen dan bekerja pada agensi pembasmi hantu Lockwood & Co. yang ternyata hanya dipimpin oleh seorang pemuda dan hanya mempunyai seorang anggota yang juga masih muda, Anthony Lockwood dan George.
Sebuah kasus yang Lucy dan Lockwood tangani berakhir kacau karena sifat mereka yang cenderung kurang persiapan, meremehkan lawan, dan tidak sabar menunggu hasil riset George. Ketiga anak muda ini harus berpikir keras untuk menyelamatkan agensi mereka.
Untunglah datang sebuah tawaran kasus yang menggiurkan dan berpotensi mengangkat popularitas agensi mereka. Tidak tanggung-tanggung, tawaran itu datang dari orang penting. Mr. John Fairfax, pemilik perusahaan Fairfax Iron. Perusahaan utama yang memproduksi besi yang digunakan untuk menangkal hantu di seluruh Inggris.
Tidak tanggung-tanggung juga, Mr. Fairfax meminta mereka untuk mengusir hantu di rumah paling berhantu di Inggris. Sudah tidak terhitung lagi sudah berapa kematian yang tercatat di rumah itu akibat fenomena supernatural. Bahkan tim dari agensi ternama di Inggris pun pernah jadi korban.
Anthony Lockwood, Lucy Carlyle, dan George. Tiga agen dari agensi pembasmi hantu Lockwood & Co. Tiga anak muda yang sepertinya kurang kompeten tapi ternyata luar biasa. Lockwood punya kemampuan Daya Lihat yang memungkinkannya untuk melihat penampakan lebih jelas daripada orang biasa. Lucy punya kemampuan Daya Dengar luar biasa yang membuatnya bisa mendengar aktivitas psikis para hantu yang membisikkan kata-kata misterius. Dan George adalah ahli riset yang gemar sekali mempelajari arsip dan melakukan eksperimen.
Lockwood dengan pembawaannya yang tenang dan berkharisma, Lucy yang sensitif dan George yang aneh dan tidak bersahabat. Gabungan sifat mereka yang saling berlawanan ini terasa lucu, terutama untuk komentar-komentar dan sifat-sifat George.
Ceritanya sendiri dikisahkan dari sudut pandang Lucy. Cerita yang luar biasa menurut saya. Temanya unik. Gabungan antara cerita hantu dan detektif.
Dekripsi fenomena hantu-nya membuat saya merinding sendiri. Tercabik antara merasa ngeri dan pengen tertawa karena humor-humor yang nyelip di tengah-tengah adegan yang membuat bulu kuduk merinding.
Adegan favorit saya adalah adegan di undakan menjerit. Saat membaca adegan itu saya seperti ikut mendengar jeritan si undakan. Jujur saja saya ikut merasa tertekan ala kuncian hantu tapi tidak bisa berhenti membaca karena walaupun adegannya bikin ngeri tapi tetap saja, seru. Haduh, rasanya saya tidak sabar menunjukkan buku ini kepada kakak saya yang juga penggemar karya Jonathan Stroud.
Sama seperti The Bartimaeus Trilogy, karya Jonathan Stroud yang ini juga mampu membuat saya percaya kalau kisah-kisah dan deskripsi-deskripsi yang dijabarkan di buku ini berupa fakta, baik ilmiah maupun sejarah. Seakan buku ini adalah buku pengetahuan tentang hantu yang dituliskan dengan gaya novel fiksi. Saya nyaris ingin memakai gelang perak atau besi juga untuk melindungi diri saya dari gangguan para makhluk supernatural ini. Dan saya jadi takut keluar kamar malam-malam terutama di jam-jam yang menurut buku ini, menjadi jadwal aktivitas Pengunjung.
At last, saya suka sekali dengan buku ini. 5 dari 5 bintang untuk Undakan Menjerit. Terutama untuk tiga tokoh utama kita. Saya terkesan sekali dengan karisma dan kekaleman Lockwood. Saya terkesan dengan ketajaman intuisi Lucy. Dan tentu saja, saya juga terkesan dengan kemampuan riset dan sifat ingin tahu George lewat eksperimen-eksperimen-nya. So, it was amazing, of course 😀
One thought on “The Screaming Staircase Review”