Opini Bareng BBI Januari 2015 Tema Ekspektasi
Betul kata Zelie @ Book-admirer, tema opini bareng bulan ini senada dengan ide Dare to Say!. So, ikut-ikutan Zelie, saya juga menggabungkan post untuk Opini Bareng dan Dare to Say! sekaligus. Hohoho 😀
Pada kesempatan kali ini saya ingin menuliskan tentang ekspetasi saya terhadap sebuah seri dilihat dari buku pertamanya. Ada beberapa seri yang pada awalnya saya tidak suka, tapi karena keki, saya meneruskan membaca dan akhirnya saya suka pakai bingits.
Ngomong-ngomong soal keki, saya masih belum bisa bebas dari rasa dongkol terhadap diri sendiri kalau tidak habis membaca sebuah buku. Yah, kalau sebuah buku sih mending, tapi keki saya juga berlaku untuk sebuah seri. Kalau tidak menamatkan sebuah buku atau seri, si keki ini akan berbisik ala tengkoraknya Lockwood dan mengatakan kalau saya payaaaaahhhhhhhh 😥 . Nah, kalau teman-teman punya tips untuk membungkam si keki ini supaya diam tolong beri tahu saya ya.
Saya belum bisa memutuskan apakah rasa keki ini berkah atau musibah 😀 . Tapi untuk kasus kali ini, saya anggap itu sebagai berkah. Kalau tidak karena keki, saya akan berhenti membaca seri Septimus Heap. Buku pertama Septimus Heap ini pengen minta dibanting. Terutama gara-gara testimoni yang bilang kalau Septimus Heap adalah the next Harry Potter.
Pas selesai baca, haduh mamaaa, beda sekali sama dunia Harry. Kalau dunia sihir Harry membuat saya ingin tinggal di sana saking menariknya, dunia Septimus Heap sebaliknya. Saya malah pengen jauh-jauh. Ditambah lagi dengan ilustrasinya yang sedikit menyeramkan. Saya jadi kecewa berat sama Septimus.
So, ekspetasi saya dengan seri Septimus Heap pada awalnya ga bagus. Begitu juga dengan buku kedua. Saya jadi pengen nangis karena perjalanan masih panjang. Tapi saat membaca buku ketiga. Wow, saya mulai suka dengan Septimus. Baca buku keempat, saya jadi suka sekali. Baca buku kelima, saya lagi-lagi pengen nangis, tapi kali ini karena saking serunya. Baca buku keenam, arrrghhhhh, saya jatuh cinta setengah mati. Baca buku ketujuh, saya galau karena harus mengucapkan selamat tinggal dengan Septimus dan kawan-kawan.
Yah, jadi begitulah. Saya bahkan sempat nge-reread buku 1 sampai 5 sebelum membaca buku 6. Padahal semua bukunya tipe bantal. So, untuk kali ini, saya harus berterima kasih dengan si keki.
Jadi rating awal saya untuk seri Septimus awalnya cuma 2. Dan setelah pertengahan sampai tamat ratingnya naik jadi 5 dari 5 bintang. Cheerss.
Dan bukan hanya seri Septimus Heap, si keki juga menolong saya waktu membaca seri Divergent dan Tunnels. Ya saya tidak suka dengan buku pertama Divergent. Kemungkinan karena saya membaca The Hunger Games, Delirium, dan Divergent secara berurutan. Dan malangnya Divergent berada di urutan ketiga sehingga kesannya suasana dystopia-nya dipaksakan dan hanya ikut-ikutan. Saya juga tidak suka dengan buku pertama Tunnels. Menurut saya apa yang dilakukan oleh Dokter Burrows konyol sekali. Will Burrows juga tidak bisa diharapkan sebagai pahlawan. Tapi ya seperti Septimus Heap, setelah mengenal kedua seri ini lebih jauh, saya jadi suka.
Oke, ini post saya untuk opini bareng tema ekspetasi dan juga untuk meme Dare to Say!-nya Zelie @ Book-admirer. Silakan klik gambar-gambar di atas untuk informasi mengenai kedua events ini yaa.
Have a nice day for you \^_^/