Posted in Books, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Horror, Jonathan Stroud

The Whispering Skull Review

the_whispering_skull_by_jonathan_stroud_uploade_by_irabooklover
***

Nah, satu lagi novel yang membuat saya rela begadang sampai lewat tengah malam. Esok harinya di kantor, saya nyaris tidak bisa membuka mata saking ngantuknya. Akibatnya kepala saya jadi sakit dan telinga saya berdenging. Jelas masih merasa terpengaruh dengan cerita tengkorak berbisik. Sampai-sampai saya setengah berharap kalau dengingan di telinga saya memang berasal dari si tengkorak alih-alih akibat sakit kepala 😀

Lanjutan dari Undakan Menjerit. Kisah dimulai dari kegagalan memalukan Lockwood & Co. dalam memecahkan sebuah kasus. Parahnya kegagalan tersebut terjadi tepat di bawah hidung Kipps. Setelah sempat bersitegang seperti biasa, kedua kubu sepakat untuk membuktikan kemampuan masing-masing kalau nanti mereka bersinggungan lagi dalam sebuah kasus. Pihak yang kalah harus mengakui kehebatan lawannya di media.

Tidak perlu menunggu lama, kasus terbaru yang ditangani Lucy dan teman-teman berkembang menjadi — tidak hanya sekedar mengamankan makam dokter jahat — tapi juga sekaligus kasus pencurian benda psikis berbahaya milik sang dokter.  Siapapun yang memandang benda tersebut, akan … errr … berakibat tidak baik.

Sayangnya, George kena kontak dengan si benda. Dia bahkan hampir saja disergap hantu sang dokter. Dilihat dari keadaannya, yah, George masih hidup, tapi apakah dia baik-baik saja, hmmm, sedikit diragukan.

Hilangnya benda yang dikategorikan sangat berbahaya itu membuat Inspektur Barnes dari DEPRAC menugaskan Lockwood dan Kipps sekaligus untuk menemukan benda tersebut. Tuh kebetulan sekali kan. Baik Lockwood maupun Kipps bertekad untuk menemukan benda itu terlebih dahulu.

Penyelidikan Lockwood dan kawan-kawan membawa mereka ke petualangan menegangkan. Mulai dari berurusan dengan “hantu tikus” di sebuah rumah terlantar, terjun ke sungai Thames, dibuntuti oleh Kipps, sampai berurusan dengan para pedagang-relik gelap yang kejam. Namun yang paling parah adalah mereka harus berurusan dengan orang (dan juga hantu) sinting.

Sementara itu, tengkorak di dalam wadah hantu mendadak menjadi cerewet. Lucy sampai dibuat “mendidih” olehnya karena hanya dia satu-satunya yang dapat mendengar bisikan si tengkorak.

Apa yang dikatakan si tengkorak kepada Lucy dan kenapa si tengkorak tiba-tiba menjadi bersemangat? Dan bagaimana pula dengan nasib George? Well, silakan baca bukunya dan rasakan ketegangannya.

Petualangan Lockwood kali ini tidak terlalu bikin merinding tapi membuat saya menahan napas saking tegangnya. Tidak terlalu, ya, tapi tetap saja saya yang level penakutnya di atas rata-rata ini merinding saat membaca adegan hantu yang menjelma menjadi ratusan tikus di rumah terlantar si dokter sinting. Lagi-lagi saya seakan-akan terkena kuncian hantu dan bisa mendengar decitan para tikus. Ratusan tikus yang hidup saja sudah bikin ngeri apalagi yang berasal dari hantu.

Ngomong-ngomong, Lockwood semakin keren deh. Sama seperti Lucy, saya juga kagum dengan kemampuannya mengendalikan diri walaupun di buku ini saya mendapat kesan kalau Lockwood tiba-tiba jadi doyan berteriak-teriak. Terus Lockwoood juga dapat nilai plus lagi karena keputusannya yang sangat bijaksana terhadap kelakuan Kipps. Lockwood mengingatkan saya bahwa membalas kejahatan dengan kebaikan itu jauh lebih keren.

Kemampuan Lucy juga meningkat. Dia semakin peka dengan daya dengar dan daya sentuhnya. Sementara George gembira sekali karena tengkorak di dalam wadah hantu berbisik kepada Lucy. Itu kejadian langka. Tidak diragukan lagi, George akan bereksperimen ria dengan si tengkorak.

Ngomong-ngomong lagi, saking serunya ceritanya, saya sampai merasa buku ini terlalu tipis dan sama sekali tidak terganggu typo-typo yang ada. Rasanya tidak sabar ingin membaca kasus yang dihadapi Lockwood & Co. berikutnya. Belum apa-apa sudah kangen dengan adegan-adegan konyol para agensi kita ini yang membagi tiga perasaan saya menjadi tegang, ngeri, dan ingin tertawa sekaligus.

Oh ya, ending-nya lumayan membuat penasaran. Ada hubungannya dengan rahasia yang selama ini disimpan rapat oleh Lockwood.


At last, 5 bintang dong pastinya untuk petualangan Lockwood, Lucy dan George. It was amazing 😀

***

Title: The Whispering Skull – Tengkorak Berbisik | Author: Jonathan Stroud | Edition languange: Indonesian | Publisher: Gramedia Pustaka Utama | First published: Jakarta, Januari 2015 | Alih bahasa: Poppy D. Chusfani |  Page: 488 pages | Status: Owned book |  Date purchased: January, 23th 2014 | Purchase location: Gramedia Veteran Banjarmasin | Price: IDR 99,900 | My rating: 5 of 5 stars

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

One thought on “The Whispering Skull Review

Leave a comment