***
bisa dibeli di belbuk.com dan BukaBuku.com
***
“Fiksi, cara terbaik menceritakan fakta.”
—Andrea Hirata
***
Bukunya lumayan mahal kalau menurut standar saya sekarang. Sempat nyesal kenapa tidak nunggu diskonan saja baru beli, wkwkwk. Untunglah penyesalan saya tidak bercokol lama. Bukunya bagus banget. Saking bagusnya membacanya jadi tidak terasa, tahu-tahu sudah mau chapter akhir aja.
Entah kenapa kalau saya membaca buku karangan Andrea Hirata, saya selalu beranggapan bawah tokoh “aku” itu adalah Ikal. Alhasil sampai menjelang chapter akhir, saya belum hapal siapa nama lengkap tokoh utamanya. Yang saya ingat cuma nama panggilannya, Hob.
Seperti biasa, buku karangan Andrea Hirata mampu membuat saya tertawa dan menangis sendiri. Kisah tentang orang-orang kecil di tempat terpencil yang katanya tidak masuk di dalam peta. Meskipun begitu, banyak kebijaksanaan yang bisa kita ambil dari kisah mereka.
Melihat judulnya, saya tidak menyangka kalau kisahnya bakalan seperti ini. Meskipun judulnya memuat kata-kata sirkus, saya tetap kaget kalau ternyata kisah sirkus memang ada di dalam buku ini.
Jadi, novel Sirkus Pohon menceritakan tentang kisah hidup plus kisah cinta seorang laki-laki bernama Hob (nama lengkapnya masih susah saya ingat, wkwkwk) dengan seorang gadis bernama Dinda. Dan ditambah bonus kisah cinta antara dua orang anak bernama Tara dan Tegar. Menurut saya, kisah cinta kedua pasangan ini manis sekali. Tipe cinta pandangan pertama yang you’re the one and the only gitu. Oh, saya suka saya suka ♥~(‘▽^人)
Terus juga ada cerita mengenai pohon dan sirkus. Si pohon yang dimaksud di sini adalah pohon delima. Dan sirkus yang dimaksud adalah sirkus milik keluarga Tara. Bagaimana sirkus dan pohon delima bisa bersatu silakan baca sendiri kisahnya :D. Gara-gara buku ini, saya baru ngeh kalau ternyata pohon delima bisa tumbuh besar ya (ya iyalah). Coz selama ini saya hanya tahu bentuk pohon delima dari tanaman tetangga saya. Pohon delimanya kecil dengan tipe batang kurus yang menjulur-julur gitu.
At last, 4 dari 5 bintang deh untuk novel Sirkus Pohon. Buku ini mengembalikan mood membaca saya yang sempat seret.
Oh ya hampir lupa, berikut adalah beberapa kutipan di buku ini yang jadi favorit saya:
…dan aku gembira karena ternyata ada kebaikan dan harapan dalam diriku meski hal itu hanya dilihat oleh seorang anak kecil. (Sirkus Pohon, hlm. 64)
Dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada berdekatan dengan orang-orang yang punya mimpi besar. (Sirkus Pohon, hlm. 71)
Mereka adalah para penakluk rasa sakit yang selalu dicekam hukum pertama bumi: gravitasi, selalu menjatuhkan! Namun, mereka memegang teguh hukum pertama manusia: elevasi, selalu bangkit kembali! (Sirkus Pohon, hlm. 72)
Puluhan tahun telah berlalu sejak aku terperangah melihat aksi raja-raja muda angin itu, kini mereka turun dari langit dan dapat kujangkau. (Sirkus Pohon, hlm. 79)
Ternyata hari menjadi megah jika dimulai dengan gembira,…. (Sirkus Pohon, hlm. 85)
Karena orang sekarang tak bisa lagi disindir-sindir. Orang sekarang buta membaca tanda-tanda, bebal kiasan! (Sirkus Pohon, hlm. 208)
…., mengapa susah sekali menulis: Aku rindu. (Sirkus Pohon, hlm. 320)
NB: Credit. Bunga handmade yang nangkring di foto itu adalah bros pinjaman dari jualan kakak saya, ahaha. Untuk wilayah Amuntai dan sekitarnya bisa didapatkan di Toko Al-Himmah ya 😉
***
Judul: Sirkus Pohon | Pengarang: Andrea Hirata | Penerbit: Bentang Pustaka | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan Kedua, September 2017, 410 halaman, 20,5 cm | Status kepemilikan: Owned book | Rating saya: 4 dari 5 bintang