Posted in Books, Jostein Gaarder, Mizan, Philoshopy

Dunia Anna Review

 photo dunia_anna_by_jostein_gaarder_zpspsnhi57a.png

***

Salah satu hasil tangkapan dari stand Mizan di pameran hari jadi kota tercinta 😀

Dunia Anna. Satu buku lagi dari salah satu pengarang favorit saya. Setelah membaca blurb di belakang buku, saya kira Dunia Anna ceritanya tidak bakalan jauh berbeda dengan karya-karya Jostein Gaarder sebelumnya. Surat dari nenek ke cucu mengingatkan saya dengan Gadis Jeruk. Kemampuan nenek menebak kalau nama cucunya nanti adalah Nova mengingatkan saya dengan Misteri Soliter. Judul “Dunia Anna” beserta sub judul “Sebuah Novel Filsafat Semesta” mengingatkan saya dengan Dunia Sophie.

Eh tapi setelah selesai membaca, ceritanya ternyata sangat berbeda. Dunia Anna mengangkat tema lingkungan. Dan sama seperti Dunia Sophie yang mampu menggerakkan saya untuk merapikan benda-benda ala Aristoteles, sama seperti Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken yang mendorong saya untuk memiliki perpustakaan sendiri, Dunia Anna juga mampu membuat saya tersadar untuk melakukan aksi penyelamatan lingkungan sekarang juga.

Gaya penceritaan Dunia Anna juga berbeda. Bukan ala buku surat seperti Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken. Bukan pula surat seperti Gadis Jeruk. Bukan pula gaya ceramah seorang asing ala Dunia Sophie. Dunia Anna diceritakan lewat mimpi-mimpi dan artikel-artikel random yang dikumpulkan Anna lewat berbagai sumber.

Dunia Anna. Dari judulnya sendiri sudah bisa ditebak kalau ceritanya tentang dunianya Anna. Entah dunia ini cuma rekaan Anna atau memang benar-benar terjadi saya juga tidak tahu. Tapi di dunia ini, Anna seakan-akan bisa menjadi orang atau sesuatu yang lain lewat mimpinya.

Di dalam dunia Anna, kita bisa membaca tentang filsafat, isu lingkungan, dan dongeng sekaligus. Dongeng tersebut adalah dongeng Aladin dari kisah 1001 malam. Apa hubungannya filsafat, isu lingkungan dan dongeng Aladin? Banyak sekali ternyata. Kalau kita bisa menghubungkan ketiganya, maka kita masih mempunyai harapan untuk menyelamatkan lingkungan yang terancam pemanasan global ini dengan hati gembira *lebay*.

At last, saya suka sekali dengan Dunia Anna, dan 5 dari 5 bintang selalu untuk Jostein Gaarder. It was amazing.

***

Title: Dunia Anna  |  Author: Jostein Gaarder | Edition language: Indonesian | Publisher: Mizan | Penerjemah: Irwan Syahrir | Edition: Cetakan IV, Februari 2015 |  Page: 244 pages | Status: Owned Book (Stand Mizan, Pameran Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Utara Ke-63, 4 Mei 2015)  |  My rating: 5 of 5 stars

***

Review ini diikutkan dalam even  Lucky No.15 RC Category Something New

lucky-no15

Posted in Books, Jostein Gaarder, Mizan

PERPUSTAKAAN AJAIB BIBBI BOKKEN REVIEW

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken by Jostein Gaarder and Klaus Hagerup

Title: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken | Author: Jostein Gaarder and Klaus Hagerup | Edition language: Indonesian | Publisher: Mizan | Pages: 282 pages | Status: Owned book | Date purchased: April, 21th 2011 | Purchase location: Book City Banjarbaru | My rating: 5 of 5 stars

  — menyambut ulang tahun Blogger Buku Indonesia (13 April) —

 — serta menyambut Hari Buku Dunia (23 April) —

…langsung kepikiran untuk membaca ulang buku Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken untuk tema baca bareng BBI buku tentang buku. Dulu buku ini sudah pernah di review di blog ini. Secara apa adanya tapinya.

Dan ini adalah review saya untuk reread Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken yang saya baca untuk kedua kalinya.

Dulu pas lihat judulnya, lihat covernya dan lihat sinopsis di belakangnya, tanpa pikir panjang saya langsung membeli buku ini. Menurut saya judul, cover, dan sinopsisnya keren. Walaupun setelah membaca, baru ngeh kalau Bibbi itu ternyata punya dobel ‘b’. Jadi Bibbi itu nama orang, bukan ‘bibi’ yang bernama Bokken seperti yang saya kira sebelumnya.

Buku ini menceritakan tentang dua orang sepupu, Berit dan Nils, yang tinggal di kota yang berbeda. Mereka menulis buku surat untuk saling berkomunikasi.

Buku surat itu didominasi oleh cerita tentang seorang perempuan tua aneh, yang memiliki mata bak piring, dan mempunyai buku robek-robek di dalam tas tangannya. Mereka bertemu dengan wanita itu saat mereka berada di Pondok Flatbre. Mereka sedang menulis sebuah puisi di buku tamu saat si wanita tua ikut melongok dan membaca puisi mereka.

Saat Nils bertemu lagi dengan wanita itu di sebuah toko buku, dia melihat wanita itu ngiler saat memandang buku-buku yang ada di rak. Lebih aneh lagi, wanita itu ikut membayari buku surat yang dibeli oleh Nils.

Ternyata bukan hanya Nils yang bertemu kembali dengan wanita itu. Berit juga. Rasa ingin tahu yang besar membuat Berit membuntuti si wanita sampai ke rumahnya. Di sana, Berit menemukan sebuah surat aneh yang memberi tahunya bahwa wanita tua itu bernama Bibbi — dan dia adalah seorang bibliografer. Surat itu juga menceritakan tentang sebuah perpustakaan ajaib dan sebuah buku yang katanya lebih berharga dari incunabula mana pun. Apa itu bibliografer dan incunabula? Berit tidak tahu.

Penyelidikan kedua sepupu itu berlanjut. Kocak sekali membaca buku surat mereka yang berisi dugaan konyol tentang siapa sebenarnya Bibbi Bokken. Namun, tidak sia-sia, penyelidikan mereka akhirnya mengarah ke dugaan tentang keberadaan sebuah Perpustakaan Ajaib.

Benarkah Bibbi Bokken mempunyai perpustakaan ajaib? Karena saat Berit masuk tanpa ijin ke rumah Bibbi, dia tidak menemukan satu buku pun di rumah Bibbi. Di mana letak perpustakaan ajaib itu? Dan mengapa pula disebut ‘perpustakaan ajaib’?

— dulu waktu pertama kali membaca buku ini —

…ikut deg-degan menebak siapa sebenarnya Bibbi Bokken. Imajinasi saya ikut berkeliaran sesuai dengan dugaan dua sepupu itu.  Sekarang saya sudah tahu siapa sebenarnya Bibbi. Jadi deg-degannya tidak ada lagi. Tapi pesan ‘cinta’ yang disampaikan oleh buku ini kepada dunia buku tetap terasa.

Banyak quote tentang kecintaan terhadap buku dan dunia penulisan yang membuat terharu. Salah satunya adalah ini:

Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku mengerti apa sesungguhnya buku itu. Sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup. Sungguh tak dapat dibayangkan, fantastis, dan “ajaib” bahwa kedua puluh enam huruf dalam alfabet kita bisa dipadukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi rak raksasa dengan buku-buku dan membawa kita ke sebuah dunia yang tak pernah berujung. Dunia yang selalu bertumbuh dan berumbuh, selama masih ada manusia di muka bumi ini.

Saya suka dengan ide Bibbi Bokken tentang perpustakaan ajaibnya. Selain dari letaknya yang di bawah gunung dan terlindung dari bencana alam (kira-kira di Indonesia bisa dibuat yang seperti itu tidak ya? Mungkin dibawah rawa atau di bawah hutan #keplaak).

Saya suka dengan ide Bibbi tentang “buku” mana yang layak untuk menempati perpustakaan ajaibnya. Sebuah buku yang katanya lebih berharga dari incunabula manapun di dunia.  Hmmm, buku apakah itu??? Penasaran??? Silakan baca sendiri bukunya ya 😀

PS: Jadi pengen nulis buku surat juga kaya Nils dan Berit. Sepertinya seru. Ada yang mau nulis buku surat juga dengan saya?  (≧◡≦)

PS: Review ini di post  untuk baca bareng BBI bulan April untuk tema buku tentang buku.

Posted in Author, Books, Genre, Jostein Gaarder, Mizan, Philoshopy, Publisher

MAYA REVIEW

Maya: Misteri Dunia dan CintaTitle: Maya: Misteri Dunia dan Cinta

Edition Languange: Indonesian

Original Title: Maya

Author: Jostein Gaarder

Publisher: Mizan

Pages: 458 halaman

Date Read: June, 26 2012

 

Publisher’s  Review:

Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia.Dan diperlukan hanya beberapa detik untuk mati.

Di Pulau Taveuni, Fiji, sejumlah orang tanpa sengaja berkumpul. Setiap dari mereka diam-diam menyimpan luka di hati. John Spooke, seorang penulis Inggris, masih berduka akan kematian istrinya. Frank Andersen, seorang ahli biologi evolusioner dari Norwegia, kehilangan seorang anak dalam sebuah kecelakaan tragis dan berpisah dari istrinya.

Di antara mereka, tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada Ana dan José, pasangan penuh teka-teki dari Spanyol. Mengapa mereka kerap saling melontarkan kalimat-kalimat ganjil tentang alam semesta dan Joker? Mengapa Ana begitu mirip dengan model lukisan Maja karya Goya yang terkenal? Dan siapakah Joker itu? Apa hubungannya dengan Maya, “ilusi-dunia”?

Novel Jostein Gaarder ini menyoroti gagasan-gagasan yang besar: penciptaan alam semesta, evolusi kehidupan di atas bumi, munculnya manusia, dan tujuan dari keberadaan manusia.

 

My Review:

Reading the works of Jostein Gaarder always make me get something new.

Posted in Author, Genre, Jostein Gaarder, Mizan, Philoshopy, Publisher

Resensi Cecilia dan Malaikat Ariel: Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi

Cecilia dan Malaikat Ariel: Kisah Indah Dialog Surga dan BumiCecilia dan Malaikat Ariel: Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi by Jostein Gaarder

Dibeli di: Toko Buku Riyadh Banjarbaru

Tanggal beli: 10 April 2010

Selesai dibaca tanggal: 10 April 2010

My rating: 5 of 5 stars

Sudah selesai membaca buku ini dua tahun yang lalu. Yang masih diingat adalah pertanyaan Cecilia kepada neneknya tentang kenapa kadang kita tertawa sambil menangis? Sang nenek menjawab mungkin karena kita sebetulnya tahu bahwa kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

View all my reviews

Posted in Author, Genre, Jostein Gaarder, Mizan, Philoshopy, Publisher

Gadis Jeruk

Judul: Gadis Jeruk

Pengarang: Jostein Gaarder

Penerbit: Mizan

Berawal dari ditemukannya surat dari Ayah Georg yang sudah meninggal. Menceritakan tentang pertemuan sang Ayah dengan seorang gadis misterius. Gadis yang membawa banyak jeruk. Gadis yang membuat sang ayah jatuh cinta setengah mati dan rela melintasi perjalanan panjang hanya untuk bertemu dengannya lagi.

Tetapi ini lebih dari sekedar cerita cinta antara sang ayah dengan si gadis jeruk yang akhirnya menjadi ibu Georg. Ini cerita yang berujung kepada sebuah pertanyaan serius tentang kehidupan.  Sebuah pertanyaan yang diajukan sang Ayah kepada Georg. Pertanyaannya adalah seandainya kamu mempunyai kesempatan untuk memilih, apakah kamu memilih hidup yang singkat di bumi kemudian dicerabut lagi dari semua, tak pernah kembali lagi? Atau apakah kamu akan berkata tidak, terima kasih?