Posted in Adventure, Trenton Lee Stewart

Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan Review

persekutuan_misterius_benedict_dan_dilema_sang_tawanan

***

“Kau benar, Mr. Benedict,” Kate berkata dari kursi belakang mobil station wagon. “Segalanya akan lebih menyenangkan jika kita tidak lagi marah. …”

(Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan, hlm 424)


Benar sekali Kate. Hanya saja kita terkadang lupa untuk tidak marah 😦

Kadang rasanya mungkin lebih baik terkena penyakit narcolepsy seperti Mr. Benedict. Saat emosi yang berlebihan melanda, maka Mr. Benedict akan tertidur. Berbahaya secara fisik memang, tapi emosi menjadi lebih terkendali. Atau lebih baik lagi kalau kita bisa mengendalikan emosi tanpa harus tertidur mendadak 😉

Buku ketiga dari seri Persekutuan Misterius Benedict. Di petualangan ini, anak-anak jenius kita merasa diperlakukan seperti tawanan. Pasca dua petualangan sebelumnya, mereka membuat diri mereka sendiri menjadi sasaran kemarahan Mr. Curtain. Demi keamanan anak-anak, Mr. Benedict memberlakukan aturan perlindungan yang ketat terhadap Reynie, Sticky, Kate, dan Constance.

Sayangnya, usaha Mr. Benedict untuk melindungi mereka gagal. Mr. Curtain menemukan celah untuk menculik anak-anak dan dia berhasil. Sekali lagi, anak-anak harus mengerahkan seluruh bakat mereka untuk menyelamatkan diri. Kalau tidak, mereka akan dijadikan alat Mr. Curtain untuk mengancam Mr. Benedict.

Adu kecerdasan antara Mr. Benedict dan Mr. Curtain juga semakin menegangkan. Masing-masing sama-sama pernah menipu dan tertipu. Well, siapa yang akhirnya menang ya? Mr. Benedict dan Mr. Curtain sama-sama cerdas. Alasan Mr. Curtain sepertinya bisa dimengerti, tapi yah itu tetap tidak bisa dibenarkan untuk berbuat jahat terhadap orang lain.

Ngomong-ngomong tokoh favorit saya adalah Milligan. Pantas saja agen-agen jahat Mr. Curtain tidak pernah bisa mengalahkan dia. Milligan cerdas, cekatan, dan nekat. Sama seperti anak-anak, saya bisa bernapas lega kalau Milligan akhirnya muncul. Walaupun ujung-ujungnya, Milligan harus menerima akibat dari kenekatannya yang berlebihan.

At last, saya cukup suka dengan seri ini. Saya terkesan dengan kecerdasan masing-masing anak. Meskipun cerdas, tidak ada dari mereka yang sempurna. Mereka saling percaya dan bekerja sama untuk menyelesaikan misi. Oke itu pelajaran yang saya tangkap dari anak-anak. Kalau dari Mr. Benedict dan kembarannya, saya terkesan sekali dengan kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi. Meskipun sudah terlatih, mereka masih sering lepas kendali dan jatuh tertidur mendadak. Well, saya rasa mengendalikan emosi memang menjadi tantangan tersulit bagi setiap orang.

So, 4 dari 5 bintang untuk Persekutuan Misterius Benedict. I really liked it 🙂

***

Title: Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan | Series: The Mysterious Benedict Society #3 | Author: Trenton Lee Stewart | Publisher: Matahati | Edition: Indonesian language, May 2011, 466 pages | Translator: Maria M. Lubis | My rating: 4 of 5 stars | Submitted for: Lucky No. 15 RC Category Dream Destination

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

Leave a comment