Posted in Books, BukuKatta, Historical Fiction, Short Stories

Dua Saudara Review

 photo dua_saudara_by_jhumpa_lahiri_uploaded_by_irabooklover_zpsae109bda.png

Contekan sinopsis dari cover belakang buku:

Sejak kecil Subhash selalu berhati-hati. Ibunya tak pernah harus berlari mengejarnya. Dia menjadi sahabat sang ibu, melihatnya memasak atau menjahit.

Berbeda dengan Subhash, Udayan sejak kecil sering menghilang, bahkan di dalam rumah berkamar dua tempat mereka tinggal. Dia bersembunyi di bawah tempat tidur, di belakang pintu, bahkan di dalam peti kayu yang berisi selimut musim dingin. Dia juga menyelinap ke halaman belakang dan memanjat pohon. Ini membuat ibu mereka terpaksa menghentikan apa yang sedang dikerjakannya ketika Udayan tak menyahut saat namanya dipanggil.

Ketika mereka sudah agak besar dan diijinkan bermain jauh dari rumah, keduanya diingatkan untuk selalu bersama-sama. Berdua mereka menjelajahi jalan pedesaan yang berliku-liku, melintasi lembah menuju lapangan bermain, tempat mereka sesekali bertemu dengan anak-anak lainnya. Mereka pergi ke masjid di pojokan, duduk di lantai marmernya yang dingin, mendengar pertandingan sepak bola dari radio orang.

Namun orang-orang sering keliru membedakan keduanya. Karena tubuh mereka hampir mirip hingga bisa memakai baju yang sama. Warna kulit keduanya pun sama, campuran warna tembaga terang turunan dari orang tua mereka. Begitu pula dengan bentuk jari, roman wajah yang tajam, dan rambut keriting berombak.

Namun kelak nasib keduanya ternyata begitu bertolak belakang!

Jadi teringat sama kisah The Almond Tree by Michael Cohen Corasanti. Tentang dua saudara yang terlibat konflik di negaranya. Awalnya mereka tidak terpisahkan. Tapi perbedaan pendapat mereka tentang konflik mengakibatkan keduanya berpisah. Meskipun begitu, yang namanya saudara tetap saudara. Mereka tetap saling menyayangi meskipun terdapat perbedaan pemikiran yang begitu besar.

Yah, kira-kira begitulah yang bisa saya tangkap dari cerita ini. Dua bersaudara dari Calcutta, Subhash dan Udayan, selalu bersama sejak kecil, begitu mirip sampai orang sering kali salah mengira. Subhash si kakak yang patuh dan penurut dengan orang tua sehingga terkesan penakut, dan Udayan si adik yang lebih muda 15 bulan yang agak sedikit bandel namun pemberani.

Nah, mereka berdua tidak terpisahkan sampai sebuah konflik di tahun 1970-an yang terjadi di wilayah tempat tinggal mereka. Menurut Udayan, Subhash sama sekali tidak peduli tentang apa yang terjadi di negara mereka. Sedangkan menurut Subhash, kelakuan Udayan yang menentang pemerintah bisa membahayakan keluarga mereka.

Subhash berusaha membujuk Udayan untuk melanjutkan sekolah mereka ke Amerika dan melupakan konflik yang terjadi. Sedangkan Udayan berusaha membujuk Subhash untuk tetap tinggal di India dan berjuang dalam perang. Karena sama-sama ngotot, mereka pun berpisah. Subhash tetap ke Amerika sedangkan Udayan tetap di India.

Meskipun begitu, mereka tetap berkirim surat. Subhash mulai merasa tenang karena surat-surat adiknya tidak lagi menceritakan tentang aktivitasnya di dunia politik. Subhash mulai berpikir untuk tinggal lebih lama di Amerika. Sampai sebuah surat datang, yang isinya memaksa Subhash untuk segera kembali ke India.

Nah, cerita ini lumayan membuat hati saya nge-jleb. Kalau saja bukunya lebih tebal saya pasti bakalan nangis bombay. Cerita tentang kenangan selalu membuat hati saya miris. Untung bukunya tipis dan kata-katanya kurang bisa dicerna oleh otak saya. Saya juga kesulitan memahami kalimat-kalimat terakhir di ending-nya. Meskipun sudah saya baca berulang kali, saya tetap tidak mengerti. Astaga, saya rasa otak saya saat ini sedang bebal-bebalnya.

At last, saya tetap memberikan 3 dari 5 bintang untuk buku ini. Sedikit banyak, saya dapat feel ceritanya, setidaknya tentang dua saudara yang tetap saling menyanyangi meskipun berbeda pemikiran dan terpisah jauh. So, I liked it.

***

Judul: Dua Saudara | Pengarang:  Jhumpa Lahiri | Edisi bahasa: Indonesia | Penerbit: BukuKatta (Cetakan pertama, Solo, 2014) | Jumlah halaman: 68 halaman | Status: Owned book (Menang GA SoT 1st Anniversary| Rating saya: 3 of 5 stars

 

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

Leave a comment