Posted in Antoine de Saint-Exupéry, Books, Children

The Little Prince Review

***

Saya galau berat setelah selesai membaca buku ini. Saya diperkenalkan dengan buku ini oleh Bzee. Bzee bilang ini buku favoritnya. Tapi karena bukunya susah dicari, saya jadi tidak bisa langsung membacanya.

Sampai kemarin dosen saya membuat post di Facebook tentang sebuah gambar. Jujur saya sama sekali tidak memikirkan gambar apa itu sampai adik tingkat saya memberikan komentar kalau gambar itu berasal dari buku Antoine de Saint-Exupéry dan itu merupakan buku favoritnya.

Nah, saya jadi penasaran. Akhirnya saya mengintip di versi bahasa Inggris buku ini dan menemukan jawaban dari pertanyaan gambar apakah itu. Yah, niat saya sih awalnya cuma mau mencari si gambar, tapi jadinya keterusan membaca sampai tamat. Kebetulan bukunya juga tidak tebal.

Ceritanya sendiri penuh dengan fantasi khas anak-anak namun mengandung pesan yang telak sekali menghantam orang dewasa. Nah, itu yang saya suka, tapi sayanya sendiri jadi speechless.

Ngomong-ngomong, meskipun buku ini tipis dan saya suka ceritanya, saya tidak bisa menyelesaikan buku ini sekali duduk. Bukan karena isinya, tapi karena saking asiknya membaca, saya jadi tidak sadar kalau bos saya ternyata memperhatikan saya sedang tidak ada kerjaan. Jadilah akhirnya beliau memberikan saya tugas baru dan kebetulan kerjaan ini berhubungan dengan angka. Beliau menyuruh saya memastikan agar angka-nya jangan sampai keliru.

Nah, bagi yang sudah pernah membaca The Little Prince, bisa melihat kan ironinya dimana? 😀

Angka. Yah, salah satu “keanehan” orang dewasa yang disinggung di buku The Little Prince adalah bagaimana orang dewasa begitu terpaku pada angka. Orang dewasa hanya memikirkan angka sebagai indikator keberhasilan tanpa mempedulikan “hal-hal indah” yang mereka anggap sepele dalam prosesnya. Dan yang terpenting, orang dewasa kadang lupa, kalau sesuatu yang indah tidak hanya yang terlihat oleh oleh mata, tapi oleh hati.

Ada banyak lagi hal-hal tentang betapa “aneh”-nya orang dewasa di mata anak-anak yang diceritakan lewat perjalanan si pangeran kecil. Salah satunya lagi adalah tentang bagaimana sesuatu yang sederhana ataupun umum ataupun sepele bisa menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi kita 😉

Oh ya, waktu pertama kali mendengar judulnya, saya kira ceritanya tentang seorang pangeran kecil di sebuah kerajaan. Tipikal sebuah cerita dongeng yang dimulai dengan kata-kata “pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang Pangeran Kecil …. dan bla bla bla”. Dan kebetulan lagi perkiraan saya ini juga disinggung oleh si penulis di dalam ceritanya. Wah, kalau saya bertemu Pangeran Kecil, saya pastilah dianggapnya masuk dalam kategori manusia dewasa yang aneh.

Ternyata si Pangeran Kecil berasal dari planet lain. Pangeran Kecil melakukan perjalanan dari satu planet ke planet lain sampai akhirnya sampai ke bumi dan bertemu dengan “aku” yang merupakan seorang pilot yang terdampar di gurun. “Aku” sendiri dulunya adalah seorang anak kecil yang menjadi “korban” keanehan orang dewasa. Sampai akhirnya dia juga menjadi dewasa dan mulai bertingkah sama anehnya.

Pangeran Kecil ini menanyakan banyak hal kepada “aku”. Dari percakapan itu, “aku” akhirnya menyadari kalau dia sudah mulai “aneh” karena dia sudah dewasa. “Aku” akhirnya bisa melihat hal-hal yang sebelumnya hanya bisa dilihat oleh anak kecil.

Nah, seakan belum cukup “ditampar” oleh si Pangeran Kecil di sepanjang cerita, bagian ending-nya juga sukses membuat galau. Walaupun sudah selesai dibaca, kisah si Pangeran Kecil masih terngiang-ngiang di kepala saya. Saya sampai pengen lihat bintang-bintang saat itu juga, siapa tahu ada terdengar gemerincing lonceng dari atas sana 😀

At last, 5 dari 5 bintang untuk buku ini. It was amazing for me ^_^

***

Judul: The Little Prince |  Pengarang: Antoine de Saint-Exupéry | Rating saya: 5 dari 5 bintang

***

Submitted for CLRP and Lucky No. 15 RC Category Who Are You Again?

 

childlit_01

lucky-no15

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

6 thoughts on “The Little Prince Review

Leave a comment