Posted in Bentang Pustaka, Books, Dastan Books, Mystery, Vikas Swarup

Six Suspects (Reread) Review

BACA BARENG BBI JUNI TEMA SASTRA ASIA

 photo six_suspects_uploadbyirabooklover_zps55c94901.jpg

Title: Six Suspects | Author:  Vikas Swarup | Edition language: Indonesian | Publisher: Bentang (1st edition, May 2010) | Page: 662 pages | Date purchased: June, 10th 2010  | My rating: 4 of 5 stars

 

PENULIS NOVEL SLUMDOG MILLIONAIRE VIKAS SWARUP

Yap 4 tahun yang lalu, tulisan yang terpampang di cover depan ini sukses membuat saya membeli buku ini. Waktu itu saya baru tahu kalau film Slumdog Millionaire ternyata diangkat dari sebuah novel. Dan saya penasaran sekali siapa itu Vikas Swarup dan seru atau tidakkah novel yang ditulisnya.

Sebelumnya mari kita simak dulu sinopsis yang ada di cover belakang buku 😀

Tujuh tahun lalu, Vivek “Vicky” Rai, seorang playboy putra sang Menteri Dalam Negeri, membunuh Ruby Gill di sebuah restoran mewah di New Delhi. Alasan Vicky sederhana: gadis pelayan itu menolak menyajikan minuman untuknya. Kini, Vicky Rai mati, terbunuh dalam sebuah pesta perayaan kebebasannya. Polisi mulai mengusut perkara ini dan menyelidiki semua tamu yang hadir di sana. Ternyata, enam orang tamu membawa senjata dalam pesta itu! 

Arun Advani, seorang jurnalis investigasi, mengungkap enam orang tersangka dalam kasus ini: seorang birokrat korup, seorang turis asal Amerika, seorang pemuda dari suku pedalaman, seorang artis Bollywood, seorang pencuri ponsel, dan seorang politisi ambisius. Semua berpeluang dan mempunyai alasan untuk membunuh sang playboy. 

Misteri pembunuhan ini terus bergulir. Para penyidik dan Arun Advani harus bergelut dengan fakta dan kejadian yang mengejutkan!

Vicky Rai memang terkenal sebagai anak politisi yang sering lolos dari hukuman atas tindakan-tindakan kriminal yang telah dilakukannya. Entah itu kasus menabrak rusa yang dilindungi, menggilas orang di jalanan bahkan membunuh seorang pelayan bar dihadapan orang banyak sekalipun.

Untuk kasus yang terakhir, Vicky memang kembali lolos dari hukuman berkat ayahnya yang seorang Menteri Dalam Negeri. Tapi kali ini, Vicky tidak semudah itu bisa lolos dari sorotan publik.

Namun Vicky tetap nekat mengadakan pesta perayaan kebebasannya di rumah peternakannya di Delhi. Bahkan sebelum amarah publik mereda. Dan pesta perayaan itu akhirnya berubah menjadi pesta kematian Vicky. Vicky tewas tertembak. Polisi segera mengamankan tempat kejadian dan menemukan 6 orang tersangka yang membawa pistol.

Yang pertama adalah Mohan Kumar, seorang birokrat korup yang akhir-akhir ini terkenal karena tiba-tiba mengakui dirinya sendiri sebagai Mahatma Gandhi pasca menghadiri sebuah acara pemanggilan arwah. Peran barunya sebagai Gandhi membuatnya tidak akur dengan Vicky. Ketidakadilan terhadap kasus Ruby Gill membuat Mohan Kumar muak dan terdorong untuk menegakkan keadilan atas nama Gandhi.

Yang kedua adalah seorang turis asal Amerika yang bernama Larry Page. Bukan Larry “Google” Page, bukan. Tapi banyak orang mengira begitu dan ini menyebabkan petaka bagi si turis.

Uniknya, Larry Page datang ke India karena jatuh cinta kepada seorang gadis India cantik bernama Sapna Singh. Sapna berjanji untuk menikah dengan Larry dan meminta uang dalam jumlah besar kepada Larry untuk persiapan pernikahan. Tapi setelah Larry datang ke India, apa yang ditulis gadis itu melalui surat semuanya palsu. Termasuk foto si gadis yang dikirimkan kepada Larry.  Gadis itu ternyata mengirimkan foto aktris Bollywood terkenal, Shabnam Saxena.

Larry menolak untuk percaya kalau dia ditipu dan yakin kalau Sapna Singh adalah Shabnam Saxena. Dan Larry secara tidak sengaja mengetahui kalau Vicky juga mengincar calon pengantinnya.

Tersangka ketiga adalah Eketi, seorang pemuda dari suku pedalaman di pulau Andaman. Eketi datang ke India untuk mengambil kembali batu keramat sukunya yang dicuri oleh mantan  pegawai Depsos yang tidak bertanggung jawab. Bersama Ashok, pegawai Depsos baru, Eketi berniat mengambil kembali batu keramat pelindung sukunya.

Sayangnya, batu keramat itu menimbulkan bencana kepada setiap pemilik tidak sahnya dan membuatnya berpindah-pindah tempat. Eketi dan Ashok harus melakukan perjalanan ke seantero India untuk mengejar batu tersebut. Ashok akhirnya bisa melacak dimana batu itu sekarang berada. Batu itu ada di rumah peternakan tempat Vicky Rai akan mengadakan pesta kebebasannya. Dan baik Ashok maupun Eketi akan memastikan kalau kali ini mereka tidak akan gagal.

Tersangka keempat adalah Shabnam Saxena, seorang aktris Bollywood terkenal. Shabnam sedang berada dipuncak kesuksesannya. Suatu hari ada sebuah surat penggemar dari seorang gadis desa bernama Ram Dulari. Surat itu sebenarnya biasa-biasa saja, tapi foto Ram Dulari-lah yang membuat Shabnam terkejut. Ram Dulari benar-benar sangat mirip dengannya.

Atas saran sekretaris pribadinya, Bhola, Shabnam menjadikan Ram Dulari sebagai penggantinya untuk menghadiri acara-acara tertentu. Shabnam pada awalnya sangat merasa beruntung dan menamakan proyeknya sebagai proyek Cinderella. Tapi proyek ini ternyata tidak berjalan mulus.

Seakan belum cukup, adik Shabnam terlibat kasus kriminal. Shabnam terpaksa meminta bantuan Vicky yang sudah terkenal dengan kemampuannya untuk lolos dari hukuman. Tapi harga yang ditawarkan oleh Vicky terlalu tinggi dan Shabnam harus punya plan B agar bisa terbebas dari Vicky.

Munna Mobile adalah julukan bagi seorang pemuda tampan yang pekerjaannya adalah mencuri ponsel. Suatu hari sebuah ponsel curian menuntunnya untuk menemukan sebuah koper berisi uang yang jumlah bahkan tak bisa dihitung oleh Munna. Dengan uang itu Munna bisa membeli apapun dan berkencan dengan gadis-gadis berkasta tinggi yang selama ini diimpikannya.

Tapi Munna tiba-tiba jatuh cinta kepada seorang gadis kaya bernama Ritu. Dihadapan Ritu, Munna  tidak bisa berbohong. Munna pun mengakui kalau dia sebenarnya hanyalah pemuda miskin dan sudah siap menerima kenyataan kalau Ritu akan meninggalkannya. Tetapi diluar dugaan Ritu juga jatuh cinta kepada Munna. Semuanya tampak berjalan baik sampai Munna mendapat ancaman pembunuhan melalui telepon kalau dia tidak segera menjauhi Ritu. Dan si penelepon mengaku dirinya adalah Vicky Rai.

Tersangka terakhir adalah ayah Vicky sendiri yang juga kedapatan membawa pistol di pesta tersebut. Ayah Vicky bersikeras kalau dia memang selalu membawa-bawa pistol dan sama sekali tidak punya alasan untuk membunuh anaknya sendiri. Tapi ada sebuah bukti yang tidak bisa dibantah, yang memberitahukan kalau kelakuan Vicky yang selalu melakukan tindakan kriminal sebenarnya membuat sang ayah murka karena menghambat karier politiknya.

Nah nah nah…kira-kira siapa ya yang membunuh Vicky Rai? Dicerita ini, seorang jurnalis investigasi bernama Arun Advani menulis sebuah kolom khusus yang menjabarkan penyelidikannya sendiri mengenai siapa yang membunuh Vicky Rai. Banyak orang yang percaya dengan keakuratan tulisan Arun Advani karena dia seorang jurnalis yang berpegang teguh pada kebenaran.

Tapi apakah tuduhan-tuduhan yang dilemparkan oleh Arun Advani dapat dipercaya? Karena seiring berjalannya waktu, ada banyak fakta-fakta mengejutkan yang muncul. Yang membuat siapa pun yang berada di pesta itu, baik yang kedapatan memiliki pistol ataupun tidak, dapat membunuh Vicky Rai.

Saya pertama kali membaca novel ini di tahun 2010. Review -nya dibuat dua tahun kemudian saat saya mempunyai blog buku. Waktu itu review saya hanya terdiri dari 3 kalimat dan langsung to the point ke spoiler 😀

Sekarang setelah saya reread, cerita ini tetap seru meskipun saya sudah tahu siapa pembunuh Vicky Rai. Dulu saking serunya saya sampai tidak memperhatikan kalau isi buku ini dibagi menjadi 6 bagian. Pembunuhan, tersangka, motif, bukti, solusi, dan pengakuan. Semuanya diceritakan secara rapi dari sudut pandang para tersangka dan juga pemberitaan media. Ada yang disampaikan dari sudut pandang orang pertama, orang ketiga, dari percakapan telepon, dari catatan harian dan tentu saja dari kolom khusus jurnalis investigasi Arun Advani.

Membaca kasus korupsi, kolusi dan kemerosotan moral di pemerintahan India yang dijabarkan secara terang-terangan di buku ini membuat saya ngeri sendiri. Meskipun kalau dilihat dari sudut pandang si pelaku hal ini tampaknya sangat manusiawi  *selfkeplak*.

Kehidupan kumuh juga digambarkan dengan jelas melalui kehidupan Munna serta perjalanan Eketi dan Ashok. Begitu juga dengan kehidupan orang kaya seperti artis Bollywood dalam tokoh Shabnam Saxena.

Latar belakang budaya India dalam cerita ini sangat menarik. Saya terutama penasaran sekali dengan Festival Mandi Tahunan Magh Mela dan Diwali.

Ngomong-ngomong, setelah mengetahui siapa pembunuhanya, saya jadi berpikir tentang bagaimana aksi tokoh-tokoh dalam cerita ini terhadap orang-orang yang kekuasaannya jauh berada di atas mereka yang melakukan kejahatan yang sudah keterlaluan dan tidak tersentuh hukum.

Ada seorang polisi yang dengan berani berusaha agar penguasa itu mendapat hukuman tapi beberapa hari kemudian dia mengalami kecelakan (baca:dibunuh oleh sang penguasa). Kemudian ada orang yang mempunyai bukti tak terbantahkan terhadap kejahatan berikutnya yang akan dilakukan penguasa tersebut dan memutuskan untuk diam-diam menjadi algojo untuk menghentikan kejahatan si penguasa untuk selamanya. Ada juga yang menentang dengan aksi unjuk rasa. Dan terakhir ada seorang istri yang pasrah ditindas oleh sang penguasa namun menyerahkan hukuman untuk penguasa tersebut kepada Tuhan saja karena dia yakin hukuman dari Tuhan lebih hebat dari hukuman manusia manapun.

Hmmm….pilihan yang sulit kalau saya berada di posisi mereka. Saya lebih memilih punya penguasa yang amanah, jujur dan adil saja deh biar saya tidak repot *maunya*

Tapi apapun yang ingin disampaikan oleh Vikas Swarup melalui novelnya ini salah satunya yang berhasil saya tangkap adalah kalau jadi penguasa jangan jadi seperti tokoh Mohan Kumar atau ayahnya Vicky Rai deh. Rasanya ngeri gimana gitu kalau sampai punya penguasa yang seperti itu.

Oh ya sedikit tentang Vikas Swarup yang saya contek dari chapter tentang penulis di halaman terakhir buku adalah Vikas Swarup dilahirkan di Allahabad (India). Novel pertamanya, Q & A, difilmkan dengan judul Slumdog Millionaire. Katanya novel Six Suspects ini juga akan dijadikan film. Vikas Swarup juga merupakan suami dari aktris India bernama Aparna.

At last, rating saya untuk novel ini tetap 4 dari 5 bintang. Terutama untuk pembunuh yang tidak terduga dan latar belakang India-nya yang digambarkan dengan bagus sampai-sampai saya seakan-akan bisa merasakan atmosfernya. SoI really liked it.

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

14 thoughts on “Six Suspects (Reread) Review

    1. Iyaaaa bagus, tapi sebagai perbandingan kakak ku tidak terlalu suka sih 😀

      Baru aj ngeh kalau Slumdog Millionaire itu judul bukunya Q&A, jadi penasaran pengen baca.

      Like

    1. Iya tebal, tapi karena lumayan seru jadinya tidak terasa kok 😀

      Tidak susah, aku lebih mudah ngapalin nama India daripada nama Korea *eh*

      Like

  1. wah POVnya pindah-pindah yaa..orang pertama, ketiga, dll…tapi cara nyeritainnya gak susah kan ya? kadang tuh kalo POV ganti2 suka bikin bingung soalnya

    Like

  2. Satu lagi pengarang India (selain Aravind Adiga dan Divakaruni) yang bukunya kayaknya menarik banget buat dibaca. BTW, ganti2 POV ini emang berpotensi bikin cerita makin kaya atau malah sulit dimengerti? Udah pernah baca The Golem and the Jinni? Itu hampir sama juga penceritaannya ma buku ini

    Like

    1. Belum pernah baca The Golem and The Jinni.

      Tapi Six Suspects mudah dimengerti kok. Cukup unik pula, karena untuk para tersangkanya saja masing-masing gaya penyampaiannya beda, ada yang dari diary, ada yg dari percakapan telpon, dsb. ^^

      Like

Leave a comment