Posted in Author, Books, Dystopia, Fantasy, Genre, James Dashner, Mizan Fantasi, Publisher

THE MAZE RUNNER REVIEW

 

The Maze Runner by James Dashner

Title: The Maze Runner | Series: The Maze Runner #1 | Author: James Dashner | Genre: Fantasy – Dystopian | Edition language: Indonesia | Publisher: Mizan Fantasi | Edition: First edition, November 2011 | Pages: 526 pages | Status: Owned book | Purchase location: Bazar Mizan @ RaKha Amuntai | Price: Rp20.000,-

Sekelompok anak belasan tahun dikurung di dalam sebuah tempat bernama Glade yang dikelilingi oleh Maze — yang dindingnya bergeser setiap hari.

Satu persatu mereka datang dari Kotak. Tidak ingat apa-apa selain nama mereka. Mereka tidak tahu mengapa mereka ditempatkan di Glade. Yang mereka tahu hanyalah mereka harus keluar dari sana. Yang mereka tahu cuma ada sekelompok orang yang mereka sebut Kreator, yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan mereka.

Yang terbaik dari mereka harus berlari setiap hari menyusuri Maze. Berusaha mencari jalan keluar. Namun, mereka harus kembali ke Glade sebelum matahari terbenam. Kalau tidak, tembok Glade akan menutup dan mereka akan terjebak di dalam Maze bersama monster mengerikan.

Mereka terus seperti itu selama lebih dari 2 tahun. Namun, tidak juga berhasil memecahkan jalan keluar dari Maze.

Sampai akhirnya Thomas datang dan segala hal aneh mulai terjadi. Dimulai dengan kedatangan seorang gadis, untuk pertama kalinya. Pasokan bantuan yang tidak lagi datang. Hilangnya matahari. Serta tembok Glade yang tidak lagi menutup.

Mampukah anak-anak tersebut keluar dari Maze? Saat mereka tidak lagi terlindung di dalam Glade. Dan pilihannya hanyalah tetap tinggal untuk dimangsa monster atau berlari ke dalam Maze dan menyongsong sang monster sendiri?

***

—Menegangkan—

Tapi awalnya sedikit membosankan. Karena Thomas, sang pahlawan tampak cengeng. Karena sama sekali tidak ada petunjuk tentang apa tujuan anak-anak belasan tahun ini ditempatkan di tempat semengerikan itu. Karena anak-anak itu sama sekali tidak tahu apa-apa.

Tapi ternyata itulah diharapkan oleh novel ini. Kita digiring untuk sama frustasinya dengan Thomas dan anak-anak belasan tahun itu. Terbangun di tempat mengerikan. Lupa segalanya kecuali nama depan. Dan tidak tahu apa-apa.

Petunjuknya sedikit demi sedikit dikeluarkan dengan cara yang menegangkan. Persis seperti cara Thomas mulai menguak kebenaran di balik Glade. Betul-betul menegangkan.

Kalau awalnya pelit informasi. Bagian akhirnya menggantung setengah mati. Betul-betul membuat penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia Thomas.

Ya, perjuangan Thomas dan kawan-kawan belum selesai sebatas menemukan alasan dibalik kenapa mereka dimasukkan ke dalam Maze. Tapi lebih dari itu. Karena masih ada yang menanti mereka seandainya mereka berhasil lolos dari Maze hidup-hidup.Ā  Yang mungkin akan membuat mereka berubah pikiran dan memilih untuk tetap tinggal di dalam Glade.

—hanya yang terbaik yang bisa bertahan—

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau saya jadi salah satu dari anak-anak itu. Untung saya bukan anak belasan tahun lagi #eh. Lagi pula hanya anak-anak yang memiliki kecerdasan rata-rata yang dikirim ke dalam Maze #sepertinya saya tidak masuk kategori itu ya #ngesotminder

Apa yang dilakukan para Kreator itu mengerikan sekali. Mereka mengirim pemuda-pemuda terbaik mereka untuk bertarung hidup mati di dalam Maze. Parahnya ingatan mereka dihapus. Mereka tidak tahu bertarung untuk apa. Apapun alasannya, rasanya keterlaluan sekali sengaja mengurung mereka di tempat yang penuh monster mengerikan. Kreator bahkan tidak keberatan kalau anak-anak yang tidak bisa bertahan jadi mati. Hanya yang terbaik yang mereka butuhkan. Jadi keingat hukum Darwin.

Wah…wah…alasan para Kreator ini perlu dipertanyakan. Jadi ga sabar membaca buku lanjutannya. Tapi yang ada cuma buku pertama eh *sigh* semoga segera dapat buku keduanya.

PS: Review ini diikutkan untuk even Fantasy RC 2013

Fantasy RC 2013

Ā dan even New Authors RC 2013

New Authors RC 2013

Author:

Love book and wanna study abroad to Holland

4 thoughts on “THE MAZE RUNNER REVIEW

  1. i gave 5 of 5 stars for this book
    dari tegang sampai ketawa dan nangis juga sempet tuh akhir cerita,
    tapi beneran bikin galaulah. aku usaha banget buat dapetin buku ke duanya hingga akhirnya dapet dengan menang giveaway :))
    terus ke buku ke tiga setelah pinjam dan gak puas akhirnya beli sendiri.
    sekarang lagi mau nikmatin prekuelnya *ngomporin* :p

    kalau mau beli lanjutannya, hubungi aku aja. aku jual #promosi. Ada satu set lengkap (Maze Runner, Scorch Trials dan Death Cure) masih disegel di bawah tempat tidurku šŸ˜›

    Like

    1. Waah beruntungnya menang giveaway (ŹƒĘŖ’ā–½’)

      Betul3x, bukunya bikin galau (Ė˜Ģ©Ģ©Ģ©.Ė˜Ģ©ĘŖ)

      Btw, ne pengarang tega banget, suka banget ‘ngebunuh’ orang. Untung tokoh favoritku masih diijinkan hidup (Ė˜ŹƒĘŖĖ˜)

      Jadi serunya berlanjut sampai buku ketiga ya??? Gleek, makin ga sabar mau baca kelanjutannya *berhasil terkompori…panas…panas*

      Sipp…aku mauuuuu. Tapi boleh beli buku 2 sama buku 3 nya aja nggak??? (ā‰§^ā—”^ā‰¦)

      Like

      1. boleh ^^
        hubungi aku via twitter aja yah @ryana_maryana ^^

        btw, tokoh favoritku di Maze Runner mati. Tapi nangisnya pas ‘adik kecil’ mati. Tapi ‘dia’ mati juga. Dan aku nangis sampe dua kali XD

        Like

Leave a comment